Pemerintahan Donald Trump dikabarkan tengah mengevaluasi serangkaian opsi militer yang serius untuk menindak kartel narkoba yang beroperasi di Venezuela, sebuah langkah yang dapat memperdalam keterlibatan AS di Amerika Latin. Indikasi awal dari niat ini terlihat dengan laporan pengiriman sepuluh unit jet tempur F-35 canggih ke Puerto Riko.
Menurut laporan CNN yang mengutip beberapa sumber, opsi-opsi yang dipertimbangkan Presiden Trump mencakup potensi serangan terhadap target-target strategis di dalam wilayah Venezuela. Tindakan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas, dirancang untuk melemahkan posisi Presiden Nicolas Maduro dan pengaruh rezimnya di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan.
Eskalasi ketegangan ini semakin nyata dengan serangan yang dilancarkan Pemerintah AS pada Selasa (29/8) terhadap sebuah kapal yang diduga kuat mengangkut narkoba dari Venezuela. Insiden ini tidak hanya menjadi cerminan langsung dari opsi-opsi yang tengah dipertimbangkan, tetapi juga menandai peningkatan signifikan dalam kampanye agresif pemerintahan Trump melawan jaringan perdagangan narkotika di kawasan tersebut.
Sumber-sumber yang sama menjelaskan kepada CNN bahwa serangan kapal pekan lalu hanyalah awal dari sebuah operasi yang jauh lebih ambisius. Tujuan utamanya adalah untuk membersihkan wilayah tersebut dari cengkeraman perdagangan narkotika dan secara potensial memicu perubahan rezim, menggulingkan kekuasaan Maduro dari kursi kepresidenan.
Saat dimintai konfirmasi oleh seorang reporter pada hari Jumat terkait keinginan untuk melihat perubahan rezim di Venezuela, Trump memilih untuk tidak membahasnya secara langsung. “Namun kita berbicara tentang fakta bahwa [Venezuela] telah menyelenggarakan pemilu, yang merupakan pemilu yang sangat aneh, jika boleh dikatakan begitu,” ujar Trump, merujuk pada pemilihan presiden Venezuela tahun lalu yang diwarnai tuduhan kecurangan masif, sebuah pernyataan yang secara implisit mengkritik legitimasi kepemimpinan Maduro.
Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat telah secara masif mengerahkan kekuatan militernya ke perairan Karibia, sebuah manuver yang oleh beberapa pejabat Gedung Putih disebut sebagai sinyal tegas kepada Maduro. Pengerahan ini meliputi kapal-kapal perang yang dipersenjatai dengan rudal Tomahawk, sebuah kapal selam serang, sejumlah pesawat pengintai dan tempur, serta lebih dari 4.000 pelaut dan marinir AS yang kini ditempatkan strategis di dekat wilayah Venezuela.
Selain itu, dua pejabat Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNN bahwa sepuluh unit jet tempur F-35 yang sangat canggih juga sedang dalam perjalanan menuju Puerto Riko, di mana sebuah unit Marinir sedang aktif melakukan latihan pendaratan amfibi. Pengerahan aset militer berteknologi tinggi ini menegaskan kesiapan AS untuk mengambil tindakan jika diperlukan.
Melengkapi upaya militer dan diplomatik, Pemerintah AS juga telah mengambil langkah-langkah untuk secara langsung mengaitkan Maduro dengan misi antinarkoba yang lebih luas. Maduro secara resmi dilabeli sebagai teroris narkotika karena diduga kuat memiliki hubungan dengan beberapa kartel yang baru-baru ini ditetapkan. Sebagai penekanan lebih lanjut, AS menggandakan hadiah untuk penangkapannya, kini mencapai angka fantastis US$50 juta, sebuah tawaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya penegakan hukum internasional.