Begini rekomendasi saham Adhi Karya (ADHI), incar kontrak baru Rp 23 triliun di 2026

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) diproyeksikan masih penuh tantangan hingga tahun 2026. Walau begitu, ADHI masih optimistis raih nilai kontrak baru sebesar Rp 20 triliun – Rp 23 triliun di tahun depan.

“Mayoritas kontribusi diharapkan berasal dari segmen Engineering & Construction sebagai core competency perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta, kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).

Sebagai gambaran, ADHI mengantongi nilai kontrak baru Rp 14,1 triliun per November 2025. Raihan itu meningkat signifikan dibandingkan capaian pada Oktober 2025 yang sebesar Rp 7,8 triliun. 

Ganti CEO, Harga Saham GOTO yang Turun Ke 66 Ditarget Tembus Level 100

Sayangnya, berdasarkan catatan KONTAN, perolehan nilai kontrak per Januari-November 2025 itu masih turun dari periode sama tahun 2024 yang sebesar Rp 15,1 triliun.

Perolehan kontrak baru hingga November 2025 tersebut didominasi oleh proyek Gedung sebesar 65%, Infrastruktur 20%, EPC (Engineering, Procurement, Construction) 5%, serta kategori lainnya sebesar 10%. 

“Dari sisi sumber pendanaan, kontribusi terbesar berasal dari pemerintah sebesar 74%, disusul oleh BUMN/D sebesar 19% dan sektor swasta sebesar 7%,” ujarnya.

Rozi bilang, ADHI mengalokasikan sejumlah anggaran investasi dalam bentuk setoran modal anak perusahaan, entitas asosiasi, serta akuisisi aset tetap maupun aset tidak berwujud (investasi IT) pada tahun 2026 sebesar Rp 1,3 triliun. 

“Sementara pada tahun 2025, anggaran tersebut sebesar Rp 1,4 triliun,” katanya.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, prospek kinerja ADHI masih menghadapi sejumlah tantangan. Sebab, di tahun 2026 pun proyek infrastruktur bukan menjadi program utama pemerintah.

Di sisi lain, ADHI masih punya debt to equity ratio (DER) sebesar 264,5%. Tingginya utang Adhi Karya membuat kinerjanya berpotensi ikut tertekan dalam waktu mendatang.

“Merger BUMN Karya juga masih ditunggu dinamikanya,” ungkapnya kepada Kontan, Rabu (17/12). Alhasil, Nafan masih merekomendasikan wait and see untuk ADHI.

  ADHI Chart by TradingView  

Senada, Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora berpandangan, kinerja ADHI pada tahun penuh 2025 akan tertekan, bahkan bisa mencatat rugi. Ini lantaran berkurangnya penerimaan proyek akibat adanya efisiensi anggaran pemerintah dan perlambatan ekonomi. 

“Selain itu polemik tiang monorel Jakarta juga menambah beban, yang mana ketidakpastian penyelesaian aset bisa mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan,” katanya kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).

Pada tahun 2026, kinerja ADHI masih berpeluang akan membaik didorong oleh sentimen positif dari peluang kontrak EPC di proyek energi dan konstruksi, serta potensi efisiensi dari konsolidasi BUMN Karya. 

“Selain itu sudah turunnya suku bunga BI yang sudah lima kali di tahun 2025 akan berdampak positif ke beban bunga ADHI pada tahun 2026, sehingga kinerja bisa membaik,” ungkapnya.

Andhika pun merekomendasikan buy on support dengan target harga Rp 286 per saham.