Bitcoin Anjlok 5% Tembus di Bawah US$90.000 Senin (1/12), Sentimen Bearish Menumpuk

Ussindonesia.co.id  Bitcoin kembali jatuh di bawah level US$90.000 pada Senin (1/12/2025), melanjutkan pelemahan setelah mengalami penurunan bulanan terdalam sejak crash kripto 2021.

Aksi risk-off yang melanda pasar membuat investor keluar dari saham maupun aset digital.

Bitcoin sempat turun hingga 6,1% pada satu titik. Pada 09.42 GMT, harga sudah anjlok hampir 5% ke US$86.754, menuju penurunan harian terbesar dalam sebulan dan mendekati level terendah delapan bulan di US$80.553 yang tercapai pada November.

Sepanjang November, bitcoin kehilangan lebih dari US$18.000, penurunan nominal terbesar sejak Mei 2021 ketika sejumlah aset kripto kolaps.

Rupiah Menguat Tipis, Keputusan The Fed dan Data Ekonomi AS Jadi Penentu Arah

Indikator risiko

Dengan usia pasar yang relatif pendek, pola musiman bitcoin tidak banyak dijadikan rujukan.

Sejak 2012, bitcoin cenderung naik rata-rata 9,7% pada Desember, menjadi bulan dengan kinerja terbaik ketiga setelah Oktober (16,6%) dan sebelum September yang historis menjadi bulan terlemah (rata-rata -3,5%).

Namun, analis menilai korelasi ketat bitcoin dengan pasar saham menjadi faktor yang lebih relevan saat ini.

“Bitcoin saat ini menjadi leading indicator untuk sentimen risiko secara umum. Pelemahannya kurang menguntungkan bagi saham di awal bulan ini,” kata Kathleen Brooks, Research Director XTB.

“Tidak ada pemicu jelas hari ini, tetapi penurunan volatilitas tajam pekan lalu dengan VIX kembali di bawah rata-rata 12 bulan tampaknya membuat sebagian investor gelisah di tengah prospek akhir tahun yang tidak pasti,” tambahnya.

Ether, kripto terbesar kedua, turun 6% ke US$2.840 setelah melemah sekitar 22% pada November, penurunan bulanan terdalam sejak anjlok 32% pada Februari.

Perusahaan Asal Singapura Borong 206 Juta Saham Esta Indonesia (NEST)

Sentimen negatif menumpuk

Menurut Strategist Jefferies Mohit Kumar, sejumlah faktor negatif yang menekan pasar menjelang akhir pekan ikut membebani bitcoin pada perdagangan Senin.

S&P Global pekan lalu menurunkan peringkat Tether, stablecoin terbesar dunia dengan alasan peningkatan porsi aset berisiko tinggi dalam cadangan serta “kesenjangan pengungkapan yang persisten.” Tether menyatakan tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Sementara itu, CEO MicroStrategy Phong Le mengatakan dalam podcast What Bitcoin Did bahwa perusahaan bisa mempertimbangkan menjual sebagian kepemilikannya apabila metrik “mNAV” nilai perusahaan dibanding nilai kepemilikan bitcoin turun di bawah 1. Rasio itu saat ini berada di sekitar 1,19.

Saham MicroStrategy dan emiten kripto lain seperti Coinbase, Riot Platforms, dan MARA Holdings merosot 3%-4% pada perdagangan premarket.

IHSG Berpotensi Menguat pada Selasa (2/12), Ini Kata Analis

Sejak menyentuh rekor sekitar US$4,3 triliun, total kapitalisasi pasar kripto sudah terpangkas lebih dari US$1 triliun, menurut CoinGecko.

ETF bitcoin spot AS pun mencatat rekor arus keluar US$3,43 miliar sepanjang November, berdasarkan data LSEG. Meski begitu, secara kumulatif produk ini masih mencatat arus masuk bersih US$21 miliar tahun ini.