Ussindonesia.co.id Bitcoin dinilai memerlukan katalis baru untuk kembali mencetak rekor tertinggi. Sejumlah analis memperingatkan bahwa aset kripto terbesar dunia itu berpotensi menghadapi bulan yang bergejolak jika sentimen pasar tidak segera membaik.
Menurut laporan Glassnode yang dirilis Rabu (15/10/2025), Bitcoin kemungkinan kesulitan mempertahankan tren penguatannya tanpa adanya pemicu baru yang mampu menarik minat investor.
G20 Peringatkan Masih Ada Kesenjangan Besar dalam Regulasi Kripto Global
“Tanpa katalis baru yang dapat mengangkat harga kembali ke atas level US$117.100, pasar berisiko mengalami kontraksi lebih dalam menuju batas bawah kisaran saat ini,” tulis Glassnode dalam laporannya.
Saat ini, harga Bitcoin berada di sekitar US$110.840 atau sekitar 5% di bawah level kunci US$117.000, menurut data CoinMarketCap pada Kamis (16/10/2025).
Glassnode juga mencatat peningkatan aksi ambil untung di kalangan investor jangka panjang, yang bisa menandakan terjadinya “kejenuhan permintaan.”
Pasar Berpotensi Bergerak Sampingan
CEO Hyblock Capital Shubh Varma memperkirakan Bitcoin akan mengalami bulan yang “cukup volatil,” dengan potensi kenaikan terbatas di kisaran US$116.000 hingga US$120.000.
Namun, ia menilai bahwa setelah koreksi besar di pasar kripto pada pekan lalu yang sempat menekan harga Bitcoin ke level US$102.000 konsolidasi merupakan skenario paling mungkin.
Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
“Arus masuk ke ETF masih tinggi dan volume perdagangan spot tetap sehat,” ujar Hyblock Capital dalam keterangannya.
Sebelum aksi jual besar-besaran pada Jumat lalu, ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk selama sembilan hari berturut-turut dengan total US$5,96 miliar, berdasarkan data Farside.
Pemangkasan Suku Bunga Bisa Jadi Katalis Positif
Sentimen positif juga datang dari ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve AS.
Pemangkasan suku bunga umumnya dianggap positif bagi aset berisiko seperti kripto karena mendorong investor untuk berpindah dari instrumen konvensional seperti obligasi dan deposito yang menjadi kurang menarik di era bunga rendah.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 95,7% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi pada pertemuan 29 Oktober mendatang.
Skandal Kripto Raksasa: AS Sita Bitcoin Rp224 Triliun, Taipan Kamboja Jadi Tersangka
Prospek Akhir Tahun Masih Konstruktif
Strategis riset kripto 21Shares, Matt Mena, menilai kombinasi antara aksi likuidasi baru-baru ini, pelonggaran kebijakan moneter, serta meningkatnya permintaan institusional membuat prospek aset digital menuju akhir tahun “semakin konstruktif.”
“Bitcoin berpotensi bergerak menuju US$150.000 seiring dengan dukungan faktor makro dan arus dana institusional yang terus menguat,” kata Mena.
Sementara itu, pendiri BitMEX Arthur Hayes dan Direktur Riset Pasar Unchained Joe Burnett memproyeksikan harga Bitcoin bisa menembus US$250.000 pada akhir 2025.