
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Setelah mencatatkan reli signifikan sepanjang 2025, pasar kripto menutup tahun dengan koreksi tajam. Harga Bitcoin kini diperdagangkan kisaran US$87.436.
Tekanan jual ini turut menyeret kapitalisasi pasar kripto global yang sebelumnya sempat mencetak rekor.
Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, menilai bahwa meskipun pasar masih dibayangi ketidakpastian makroekonomi global, terdapat sejumlah indikator yang menunjukkan potensi pemulihan menjelang 2026.
Ia mencatat kapitalisasi pasar kripto global yang sempat menyentuh rekor US$4,28 triliun pada Oktober 2025 kini telah terkoreksi ke sekitar US$3,0 triliun.
“Koreksi ini menandai perubahan sentimen pasar yang drastis, namun di saat yang sama mulai membentuk fondasi baru bagi siklus berikutnya,” ucap Fahmi kepada Kontan, Jumat (26/12/2025).
Memasuki Tahun 2026, Ini Strategi Yang Bisa Dilakukan Investor Kripto
Lebih lanjut, Fahmi mengungkapkan bahwa sejumlah lembaga keuangan global telah merilis proyeksi harga Bitcoin untuk tahun 2026 dengan rentang yang cukup lebar.
J.P. Morgan memperkirakan Bitcoin berpotensi naik hingga US$170.000. Sementara itu, Fundstrat memproyeksikan harga Bitcoin berada di kisaran US$200.000 hingga US$250.000. Di sisi lain, Standard Chartered justru menurunkan estimasinya ke level US$150.000.
Menurut Fahmi, dinamika pasar Bitcoin kini tidak lagi sepenuhnya bergantung pada siklus empat tahunan yang berkaitan dengan peristiwa halving. Partisipasi investor institusional serta pengaruh kondisi makroekonomi global dinilai semakin dominan dalam membentuk pergerakan harga aset kripto utama tersebut.
“Koreksi 2025 ini berpotensi menyerupai pola akhir siklus seperti di 2015 dan 2018, di mana penurunan tajam diikuti oleh pemulihan yang kuat. Namun, fase pemulihannya kemungkinan akan lebih panjang, terutama jika The Fed tidak melakukan pelonggaran secara agresif,” jelas Fahmi.
Sejalan dengan pandangan tersebut, COO Upbit Indonesia, Resna Raniadi, menyampaikan bahwa pergerakan harga Bitcoin pada 2026 akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor, baik dari sisi internal maupun eksternal pasar.
Sepanjang 2025, Aset Kripto Bergerak Dengan Volatilitas Tinggi
Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi makroekonomi global, arus masuk dana institusional, serta dinamika supply dan demand di pasar kripto.
“Oleh karena itu, proyeksi harga perlu disikapi secara dinamis dengan mempertimbangkan berbagai hal, bukan hanya satu asumsi tunggal,” ucap Resna.
Dengan volatilitas yang masih tinggi dan beragam proyeksi dari pelaku industri, investor dinilai perlu mencermati perkembangan pasar secara menyeluruh serta menerapkan strategi manajemen risiko yang matang dalam menghadapi potensi pergerakan Bitcoin menuju 2026.