Bocoran Dividen Interim Bank Jumbo (BBRI, BBCA Cs), Siap Tebar?

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Sejumlah emiten bank jumbo telah memberikan kisi-kisi mengenai pembagian dividen interim pada akhir 2025 atau awal tahun depan. Simak bocoran dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengenai dividen interim.

Terbaru, BRI memberikan sinyal akan kembali membagikan dividen interim pada Januari 2026. Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari menyampaikan bahwa pembagian dividen interim merupakan rutinitas perseroan yang dibagikan setiap bulan Januari.

“Setiap tahun memang BRI juga membagikan dividen interim. Biasanya dividen interim itu kita bagikan setiap bulan Januari,” kata Viviana dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III/2025, Kamis (30/10/2025).

: BRI (BBRI) Punya ‘Mainan Baru’ untuk Genjot Kinerja, Apa Saja?

Selain itu, final dividen akan dilakukan usai perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan. Kemungkinan, lanjut dia, final dividen juga akan dilaksanakan pada 2026. “Jadi, akan ada dividen interim di bulan Januari dan juga nanti dividen finalnya setelah kita melakukan RUPS tahunan,” ujarnya.

Sebagai informasi, BRI memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp51,74 triliun atau Rp343,40 per saham dari laba pada 2024 pada RUPST Maret 2025. Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp135 per saham atau sebesar Rp20,33 triliun pada 15 Januari 2025.

Jumlah itu akan diperhitungkan sebagai bagian dari dividen BRI tahun buku 2024. Dengan demikian, dividen final yang diterima pemegang saham senilai Rp208,40 per lembar. Sementara itu, sisa laba bersih tahun buku 2024 akan diusulkan untuk digunakan sebagai saldo laba ditahan perseroan.

Kemudian, pada paparan kinerja awal bulan lalu, BCA juga buka suara mengenai pembagian dividen interim. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan pembagian dividen interim telah menjadi rutinitas tahunan perseroan, biasanya dilakukan pada bulan Desember.

Bank Central Asia Tbk. – TradingView

“Setiap tahun sudah beberapa tahun terakhir BCA selalu membagikan dividen interim, biasanya itu di bulan Desember. Jadi, sampai saat ini belum kita sampaikan, tapi memang dalam beberapa tahun terakhir ini kita selalu memberikan dividen interim sebelum akhir tahun,” ujar Vera dalam paparan kinerja keuangan kuartal III/2025, Senin (20/10/2025).

Vera menambahkan kebijakan pembagian dividen BCA sejauh ini cukup konsisten, dengan rasio pembayaran (dividend payout ratio/DPR) mencapai sekitar 68% hingga tahun lalu, level yang tergolong tinggi di industri perbankan.

Dividend payout ratio sampai dengan tahun lalu ada di kisaran 68%. Jadi, cukup tinggi ya untuk industri perbankan,” tuturnya.

Meski belum mengumumkan secara resmi besaran maupun jadwal pembagian dividen interim 2025, sinyal tersebut menjadi petunjuk bahwa emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia itu akan kembali mengguyur dividen kepada pemegang sahamnya menjelang penutupan tahun.

Menilik historisnya, BBCA memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp300 per saham untuk tahun buku 2024. Jika memperhitungkan saham beredar perseroan sebanyak 123,28 miliar saham, maka nilai dividen yang ditebar senilai Rp36,98 triliun.

: Ragam Kinerja Bank Besar (BBCA, BMRI, hingga PNBN) Kuartal III/2025

BCA melaporkan laba bersih sepanjang 2024 senilai Rp54,8 triliun. Jumlah itu mengindikasikan dividend payout ratio sebesar 67,4% untuk tahun buku 2024.

BCA tercatat telah membagikan dividen interim Rp50 per saham atau setara Rp6,1 triliun pada akhir 2024. Jumlah itu ditentukan berdasarkan perolehan laba BCA pada kuartal III/2024. Dengan demikian, sisa nilai dividen per saham yang ditebar BCA adalah sebesar Rp250 per saham.

Pada kesempatan lain, direksi Bank Mandiri menegaskan bahwa opsi untuk membagikan dividen interim selalu terbuka, meski hingga saat ini perseroan belum memiliki rencana spesifik terkait kebijakan tersebut.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menyampaikan bahwa perseroan selalu mempertimbangkan setiap langkah kebijakan dividen dengan memperhatikan tata kelola perusahaan.

“Rencana ataupun opsi untuk membagikan dividen interim itu pasti akan selalu terbuka untuk Bank Mandiri. Jadi opsinya ada, namun sampai dengan saat ini kami masih belum ada rencana spesifik terkait itu,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja Bank Mandiri, Jumat (19/9/2025).

: Rencana Pisah Jalan BSI (BRIS) dan Mandiri (BMRI), Apa Dampaknya?

Novita menambahkan jika di kemudian hari Bank Mandiri memutuskan untuk merealisasikan dividen interim, hal tersebut akan dikomunikasikan secara terbuka kepada pemegang saham dan publik.

“Apabila nanti di kemudian hari kami memiliki rencana dividen interim, tentunya juga akan kami komunikasikan secara terbuka sesuai tata kelola perusahaan yang baik,” tuturnya.

Adapun, Bank Mandiri mempertahankan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio di sekitar 60%. Novita menyebut kebijakan ini dirancang dengan mempertimbangkan berbagai aspek fundamental perusahaan dan aspirasi pemegang saham.

“Dalam menentukan jumlah dividen dan payout ratio, kami mempertimbangkan kecukupan modal atau kesehatan permodalan Bank Mandiri itu sendiri. Kami juga meninjau rencana ekspansi bisnis ke depan agar pertumbuhan tetap sehat,” jelas Novita dalam konferensi pers laporan keuangan Bank Mandiri, Jumat (19/9/2025).

Selain itu, kondisi likuiditas dan keinginan pemegang saham juga menjadi faktor penting. Menurut Novita, tujuan utama kebijakan dividen adalah memberikan imbal hasil optimal bagi pemegang saham sekaligus memastikan Bank Mandiri memiliki ruang cukup untuk ekspansi.

“Kombinasi dari kesehatan permodalan, kebutuhan ekspansi, hingga aspirasi pemegang saham menghasilkan rencana payout ratio yang secara jangka panjang kami jaga di kisaran 60%,” ujarnya.

Meski demikian, Novita menekankan keputusan final mengenai besaran dividen tetap mengacu pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Prospek Dividen menurut Pengamat

Dalam catatan Bisnis, sejumlah analis memproyeksikan pembagian dividen sektor perbankan tahun ini masih cukup baik meski kinerja industri ini tengah menghadapi tekanan.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyampaikan bank-bank besar masih memiliki posisi permodalan (CAR) yang kuat dan profitabilitas yang terjaga, sehingga ruang untuk membagikan dividen tetap terbuka.

“Terlebih bagi bank-bank BUMN, dengan adanya Danantara saat ini, saya melihat kebijakan pembagian dividen akan cenderung sama atau bahkan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Ekky kepada Bisnis, Jumat (10/10/2025).

Dia mengatakan, dengan pertumbuhan laba yang melambat, payout ratio kemungkinan tidak akan meningkat tajam tetapi tetap dijaga pada level stabil guna mempertahankan kepercayaan investor.

Secara keseluruhan, Ekky menilai dividen sektor perbankan masih menjadi daya tarik utama bagi investor jangka menengah, khususnya dari bank-bank besar seperti BMRI, BBRI, dan BBCA.

Sementara itu, Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto melihat dividen perbankan kemungkinan masih meningkat. Menurutnya hal ini utamanya didorong oleh perkembangan iklim suku bunga yang lebih kondusif dan kebijakan injeksi likuiditas dari pemerintah pusat ke Himbara dan bank regional.

Selain itu, adanya potensi mendapatkan inflow dari pasar saham ataupun pasar obligasi negara saat iklim suku bunga global, serta penanaman modal asing (Foreign Direct Investment/FDI) yang akan masuk ke Indonesia.

“Jadi, kita harapkan ini juga akan bersinergi dengan kontribusi dari perbankan ya. Kita lihat sih ya bank likuiditasnya juga akan membaik ya kondisinya,” jelas Mydral.

Dari perkembangan dividen, Mydral mengatakan bahwa bank-bank dengan kondisi margin bisnis membaik akan mencatatkan angka dividen yang lebih besar untuk tahun depan.

Khusus untuk Himbara, dia melihat rasio dividen masih berpeluang meningkat. Apalagi, kata dia, pemerintah nampaknya all out untuk mendukung Himbara, utamanya menyangkut program prioritas pembangunan pemerintah. “Saya rasa sih untuk Himbara atau bank BUMN saya rasa prospeknya masih cukup baik ya,” pungkasnya.