Bos BRI singgung kinerja saham, begini pesannya ke investor

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Hery Gunardi angkat bicara ihwal pergerakan harga saham perbankan yang belakangan menjadi perhatian investor.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) itu meminta investor untuk bersabar dan mengambil strategi investasi jangka menengah hingga panjang dalam menyikapi pergerakan saham BBRI.

“Jadilah investor yang medium term atau long term gitu,” kata Hery dalam Launching BRI Corporate Rebranding di Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

: Indeks Bisnis-27 Dibuka Lesu, Saham Bank Jumbo BBCA-BBRI Cs Jeblok

Hery mengatakan, perseroan tengah menjalani proses transformasi bisnis. Hasil optimal dari transformasi bisnis ini baru akan terlihat dalam 2 tahun ke depan.

Dia menyebut, transformasi yang telah berjalan sekitar 7 bulan ini sudah mulai terlihat hasilnya. Hery meyakini kinerja BRI pada 2026-2027 akan tumbuh lebih baik lagi.

: : Valuasi Menarik, Saham Blue Chip BBRI, ICBP Cs Tunggu Momentum Pemulihan 2026

“Harapannya BRI bisa take off dan larinya lebih kencang dibandingkan yang sebelumnya, kira-kira begitu,” ujarnya.

Sejalan dengan keyakinan tersebut, dia merekomendasikan para investor untuk tidak melakukan aksi jual-beli saham secara jangka pendek, melainkan mempertahankan kepemilikan saham BBRI sebagai investasi jangka panjang.

: : Indeks Bisnis-27 Ditutup Bersinar, Saham Perbankan BBRI, BBCA, BMRI Cs Kinclong

Keep stock-nya terus share-nya. Kalau perlu beli lagi lebih banyak. Beli, jangan jual-beli, jual-beli. Beli terus disimpan aja selama sekian tahun ke depan,” tuturnya. 

Hingga kuartal III/2025, BRI mencatatkan laba bersih tahun berjalan konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun. Nilai tersebut terdiri atas laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp40,78 triliun dan kepentingan non-pengendali senilai Rp453,43 miliar.

Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, bank spesialis kredit wong cilik itu mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun.

Dilansir dari laporan keuangan yang rilis pada Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (30/10/2025), raihan laba BRI didorong oleh kenaikan pendapatan bunga dan pertumbuhan kredit yang masih solid. Pendapatan bunga BRI tercatat Rp155,16 triliun, naik 3% dari Rp150,63 triliun pada kuartal III/2024.

Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatat pertumbuhan 6,26%, dari Rp1.353,36 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp1.438,11 triliun pada kuartal III/2025.

Adapun, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) juga meningkat tipis 0,86% menjadi Rp80,74 triliun, dari Rp80,05 triliun setahun sebelumnya.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) naik 8,24% menjadi Rp1.474,78 triliun, dari Rp1.362,41 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dana murah alias CASA juga meningkat kuat 14,11% menjadi Rp997,62 triliun dengan rasio 67,65%, dari Rp874,23 triliun per September 2024.

Aset BRI pun tumbuh 8,23% menjadi Rp2.123,45 triliun per September 2025, dari Rp1.961,91 triliun pada akhir kuartal III/2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.