Bursa Asia Mulai Bangkit, Nikkei dan ASX Menguat Tipis di Tengah Tekanan Global

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Bursa Asia bergerak positif pada perdagangan Selasa (2/12/2025), dipimpin kenaikan tipis di Jepang dan Australia setelah pasar global sempat terkoreksi akibat jeda reli di Wall Street.

Di Tokyo, indeks Nikkei naik 0,2% ke 49.407,63 pada menit-menit awal perdagangan. 

Kenaikan ini menjadi upaya pemulihan setelah indeks anjlok 1,9% sehari sebelumnya hingga menembus level psikologis 50.000. Indeks Topix juga bertambah 0,1% ke 3.342,12.

Bursa Asia Bervariasi, Indeks Nikkei 225 Melemah di Pagi Ini (17/11)

Pasar Jepang masih dibayangi sentimen kebijakan Bank of Japan. Gubernur BOJ Kazuo Ueda membuka peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya, mendorong penguatan yen ke 155,45 per dolar AS.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,4% ke 8.598,70 setelah dua hari melemah. Penguatan dipimpin saham-saham tambang yang melonjak 1,2% berkat reli harga komoditas. Raksasa pertambangan seperti BHP, Rio Tinto, dan Fortescue masing-masing naik 1,2%, 1,8%, dan 0,9%.

Saham energi ikut menguat setelah harga minyak global naik 1%. Woodside Energy naik 1,3% dan Santos bertambah 0,5%. Namun sektor teknologi dan konsumsi non-pokok terkoreksi mengikuti pelemahan Nasdaq di AS.

Investor di Australia juga mulai mengalihkan dana dari saham perbankan ke saham komoditas karena kekhawatiran valuasi bank yang dianggap sudah mahal di tengah spekulasi bahwa siklus pelonggaran suku bunga RBA mendekati akhir.

Bursa Asia Hati-hati Senin (22/9), di Tengah Ketidakpastian Visa H-1B

Di Selandia Baru, indeks S&P/NZX 50 naik 0,2% ke 13.469,37.

Pergerakan positif di Asia muncul setelah bursa global melemah pada sesi sebelumnya. Wall Street ditutup kompak di zona merah, dengan Dow Jones turun 0,90%, S&P 500 melemah 0,53%, dan Nasdaq terkoreksi 0,38%. Investor mengambil jeda setelah reli lima hari beruntun menjelang rilis data ekonomi penting AS pekan ini.

Yield obligasi AS naik serentak, dipimpin yield Treasury 10 tahun yang naik 7,3 bps ke 4,092%. Penguatan yield mencerminkan kehati-hatian pasar jelang rilis indeks PCE, indikator inflasi favorit The Fed dan pertemuan FOMC pada 9–10 Desember.

Bursa Asia Melemah pada Selasa (18/11) Pagi, Mengekor Anjloknya Wall Street

Di pasar komoditas dan aset kripto, emas mencapai level tertinggi enam pekan didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, sementara Bitcoin merosot lebih dari 5% ke US$86.172 akibat aksi ambil untung.

Secara keseluruhan, pasar Asia pada Selasa bergerak stabil dengan fokus utama pada data ekonomi global dan arah kebijakan moneter Amerika Serikat, Jepang, dan Australia yang akan menentukan langkah pasar dalam beberapa pekan ke depan.