
Ussindonesia.co.id JAKARTA – ByteDance menyepakati penjualan lebih dari 80% aset TikTok di Amerika Serikat kepada investor AS dan global untuk menghindari pelarangan aplikasi tersebut oleh pemerintah setempat.
Dalam memo internal perusahaan yang dilansir dari Reuters pada Jumat (19/12/2025), TikTok menyebut ByteDance dan TikTok telah menandatangani perjanjian mengikat dengan tiga investor pengelola, Oracle, Silver Lake, dan MGX, untuk membentuk usaha patungan baru bernama TikTok USDS Joint Venture LLC.
Berdasarkan memo tersebut, Oracle, Silver Lake, dan MGX yang berbasis di Abu Dhabi akan secara kolektif memiliki 45% saham entitas baru TikTok AS. Informasi tersebut mengonfirmasi laporan sejumlah media lain yang pertama kali mengungkapkan kesepakatan itu pada September lalu.
Struktur kepemilikan usaha patungan TikTok AS mencakup 50% saham yang dimiliki konsorsium investor baru, masing-masing Oracle, Silver Lake, dan MGX dengan porsi 15%. Kemudian, sebanyak 30,1% dipegang oleh afiliasi investor lama ByteDance, sedangkan ByteDance sendiri mempertahankan 19,9% saham.
: Pemilik TikTok ByteDance Bidik Valuasi Lebih dari Rp5.395 Kuadriliun
CEO TikTok Shou Zi Chew menyampaikan informasi tersebut kepada karyawan pada Kamis (18/12/2025) waktu setempat. Kesepakatan tersebut dijadwalkan rampung pada 22 Januari dan sekaligus mengakhiri upaya bertahun-tahun pemerintah AS untuk memaksa ByteDance melepas bisnis TikTok di AS atas alasan keamanan nasional.
Adapun, ByteDance belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait kesepakatan tersebut.
Kesepakatan tersebut menjadi langkah penting dalam meredakan ketidakpastian mengenai masa depan TikTok di AS yang berlangsung sejak Agustus 2020, ketika Presiden AS saat itu Donald Trump pertama kali berupaya melarang aplikasi berbagi video pendek tersebut.
Saat ini, TikTok digunakan secara rutin oleh lebih dari 170 juta pengguna di AS.
Rincian kesepakatan ini sejalan dengan rencana yang diumumkan pada September lalu, ketika Trump menunda hingga 20 Januari penerapan undang-undang yang melarang TikTok beroperasi di AS kecuali ByteDance menjual kepemilikan China atas aplikasi tersebut.
Trump juga menyatakan bahwa kesepakatan itu telah memenuhi persyaratan divestasi yang ditetapkan pemerintah.
Oracle menolak memberikan komentar, sementara Gedung Putih mengarahkan pertanyaan kepada TikTok.
Dalam memo tersebut, TikTok juga menyatakan kesepakatan tersebut akan memungkinkan lebih dari 170 juta warga Amerika terus menemukan dunia dengan berbagai peluang tanpa batas sebagai bagian dari komunitas global yang dinamis.