Danantara Fokus Investasi Domestik: 80% Dana Ditanam di Indonesia

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau yang dikenal sebagai Danantara Indonesia, telah mengumumkan komitmen signifikan untuk pasar domestik. Perusahaan investasi ini berencana menempatkan 80% investasinya di dalam negeri, sebuah langkah strategis yang menggarisbawahi fokus pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, keputusan ini sejalan dengan pandangan yang sebelumnya disampaikan oleh Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa. Pandu menjelaskan, “Dan memang sebagian, seperti kemarin Pak Menkeu sebut, kita juga akan berinvestasi baik di pasar publik. Baik itu di obligasi, baik juga di pasar modal, di ekuiti.” Rencana investasi ini akan direalisasikan dalam kurun waktu 10 minggu terakhir tahun ini, sebuah periode yang krusial bagi pencapaian target.

Meskipun mengakui adanya tantangan berupa tingginya ketidakpastian geopolitik global serta kebaruan dalam mengelola seluruh aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Tanah Air, Pandu Sjahrir menegaskan bahwa prioritas utama Danantara adalah memanajemen aset BUMN agar berorientasi pada profit dan mampu naik kelas. “Dan kalau bisa memang untuk yang kelas Indonesia sudah paling bagus jadi kelas dunia, dan yang belum menjadi kelas nasional jadi kelas nasional,” tambahnya, menunjukkan ambisi untuk meningkatkan standar BUMN.

Dengan fokus pada transformasi ini, Danantara berharap dapat memicu banyak perubahan fundamental pada BUMN. Pihaknya bertekad untuk memajukan bisnis-bisnis tersebut, memastikan bahwa mereka tidak hanya kompetitif di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di panggung global. Inisiatif ini dipandang sebagai upaya vital untuk mendorong kinerja dan nilai tambah BUMN secara keseluruhan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sempat melontarkan kritik terkait langkah Danantara yang menempatkan sebagian dana dividen BUMN pada obligasi pemerintah, menilai bahwa hal tersebut kurang optimal sebagai strategi pengelola investasi. Namun, Danantara menanggapi kritik tersebut dengan menjelaskan bahwa instrumen investasi berupa obligasi memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, sebuah pertimbangan penting dalam pengelolaan dana investasi.

Ringkasan

Danantara Indonesia berencana menginvestasikan 80% dananya di dalam negeri, sejalan dengan anjuran Menteri Keuangan. Investasi akan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti obligasi dan pasar modal dalam 10 minggu terakhir tahun ini. Prioritas utama adalah memanajemen aset BUMN agar lebih profit dan kompetitif.

Meskipun menghadapi tantangan geopolitik dan kompleksitas pengelolaan aset BUMN, Danantara bertekad untuk melakukan transformasi fundamental pada BUMN. Tujuannya adalah meningkatkan standar BUMN, baik yang sudah berkelas nasional maupun yang berpotensi menjadi kelas dunia. Obligasi dipilih sebagai instrumen investasi karena likuiditasnya yang tinggi.