
PIKIRAN RAKYAT – Harga emas kembali menunjukkan tren penguatan, sementara harga perak kembali menorehkan rekor tertinggi dalam sejarah. Lonjakan keduanya terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), resmi melakukan pemangkasan suku bunga.
Pada perdagangan Kamis 11 Desember 2025 hingga pukul 06.40 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat sedikit melemah 0,01% ke posisi US$4.227,56 per troy ons. Meski demikian, sehari sebelumnya, Rabu 10 Desember 2025, emas menguat 0,44% ke US$4.227,99 per troy ons. Kenaikan tersebut menandai penguatan harga emas selama dua hari berturut-turut.
Dorongan kenaikan harga pada Rabu dipicu oleh keputusan The Fed yang kembali memangkas suku bunga acuannya. Walaupun demikian, pasar masih dihantui ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter di tahun mendatang. Di sisi lain, harga perak justru melesat dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
- Harga Emas dan Perak Meroket usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Logam Mulia Bakal Menggila di 2026?
The Fed melakukan pemangkasan suku bunga melalui voting yang hasilnya terbelah. Bank sentral juga memberikan sinyal bahwa mereka berpotensi menahan penurunan suku bunga lanjutan, menunggu tanda-tanda yang lebih kuat tentang kondisi pasar tenaga kerja dan tingkat inflasi.
“Para pedagang emas menyukai hasil hari ini, harga emas diperdagangkan pada level tertinggi hari ini setelah melewati aksi ambil untung,” ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Penurunan suku bunga biasanya meningkatkan minat investor terhadap aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, karena menjadi lebih kompetitif dibandingkan instrumen berbasis bunga.
Dalam proyeksi terbarunya, sebagian besar pejabat The Fed sepakat bahwa suku bunga jangka pendek perlu diturunkan kembali tahun depan. Namun, mereka masih berbeda pendapat terkait seberapa besar pemangkasan yang ideal.
- Harga Emas Hari Ini 12 Desember 2025 Sentuh Harga Tertinggi Berapa Rate Antam, UBS dan Galeri24?
Sebagian besar pihak bahkan tidak menginginkan adanya pemangkasan tambahan, sementara tiga di antaranya justru memperkirakan kenaikan suku bunga.
Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa posisi kebijakan suku bunga saat ini sudah cukup fleksibel untuk merespons dinamika ekonomi mendatang. Namun, ia menolak memberikan kepastian apakah pemangkasan suku bunga berikutnya akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Powell telah bermain-main dengan situasi, membujuk pemangkasan suku bunga lain dari komite yang terpecah dengan hanya tiga suara yang menentang, dan pasar utama menguat selama konferensi persnya. Masih belum jelas apakah emas dapat mencapai level tertinggi baru lagi,” tambah Wong.
Sebagai informasi, sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin (bps). Pemangkasan baru dilakukan pada September 2024 dan berlanjut pada November serta Desember 2024 dengan total 100 bps, sehingga suku bunga berada di kisaran 4,25–4,50%. Setelah menahan suku bunga hingga Agustus 2025, The Fed kembali menurunkannya pada September dan Oktober 2025.***