
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Langkah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement dinilai menjadi titik penting dalam upaya pemulihan struktur keuangan maskapai nasional tersebut.
Dalam keterbukaan informasi pada Jumat (28/11/2025), GIAA akan menerbitkan 315,61 miliar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp 75 per saham. Seluruhnya akan diserap PT Danantara Asset Management dengan nilai transaksi sekitar US$ 1,85 miliar.
Dari total dana tersebut, sekitar US$1,44 miliar merupakan setoran kas, sementara sekitar US$405 juta berasal dari konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan) yang telah dikucurkan Danantara sejak pertengahan 2025.
Demi Raih Suntikan Modal, Garuda Indonesia (GIAA) Rilis Saham Baru Rp 23,67 Triliun
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menilai, private placement ini menjadi langkah positif bagi kesehatan neraca GIAA.
“Aksi korporasi ini membalik posisi ekuitas dari sekitar minus US$ 1,5 miliar menjadi positif sekitar US$ 350 juta. Current ratio juga meningkat signifikan dari 0,44 kali menjadi 1,53 kali, sementara rasio Debt-to-Asset turun dari 123% menjadi 96%,” ujar Liza kepada Kontan, Senin (1/12/2025).
Menurut Liza, suntikan dana tersebut memberikan ruang likuiditas yang lebih longgar untuk operasional dan pemulihan bisnis. Namun, ia mengingatkan bahwa perbaikan struktur modal baru akan memberi nilai nyata bagi pemegang saham bila disertai eksekusi operasional yang disiplin.
“Peran Danantara harus lebih dari sekadar memberi modal. Harus ada key performance index (KPI) keras yang diikat secara jelas dan transparan, terutama terkait efisiensi biaya, utilisasi armada, dan tata kelola,” kata Liza.
GIAA menyebut, dana private placement akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja dan operasional sebanyak 29%, peningkatan modal Citilink sebanyak 37%, ekspansi armada Garuda dan Citilink sebanyak 22%. Serta penyelesaian sebagian utang pembelian avtur Citilink kepada Pertamina sebanyak 12%.
GIAA menargetkan posisi modal kerja berbalik positif setelah aksi korporasi ini.
Danantara Suntik Modal ke Garuda Indonesia (GIAA) Lewat Private Placement
Dari sisi operasional, dana tersebut memungkinkan Garuda memperbaiki utilisasi armada, meningkatkan keandalan layanan, serta memperkuat Citilink sebagai pendorong pemulihan. Garuda sebelumnya menyampaikan rencana penambahan lebih dari 100 pesawat hingga 2029, sehingga ruang permodalan tambahan dinilai penting untuk mendukung ekspansi.
Meski demikian, Liza menilai risiko eksekusi tetap besar. “Investor harus mencermati indikator seperti CASK (Cost of Available Seat-Kilometre) ex-fuel yang harus menurun, load factor konsisten di atas 80%, on-time performance di atas 85 %, dan arus kas operasi yang mulai positif. Yield per RASK (Revenue of Available Seat-Kilometre) juga harus naik bukan hanya karena fuel surcharge,” jelasnya.
Ia menambahkan leverage perlu turun bertahap agar fundamental GIAA benar-benar membaik.
Rekomendasi
Secara valuasi, Liza melihat posisi GIAA sebagai saham turnaround dengan risiko tinggi. Harga saham terakhir di Rp 103 per 28 November mencerminkan premi sekitar 37% di atas harga private placement.
“Untuk investor agresif, saham ini lebih cocok diperlakukan sebagai trading buy on weakness. Untuk investor konservatif, lebih baik menunggu laporan pro-forma pasca-transaksi dan bukti perbaikan KPI,” kata Liza.
Ia menambahkan, hingga 2026, arah saham GIAA akan sangat ditentukan oleh konsistensi manajemen dalam mengeksekusi efisiensi, menjaga biaya, menjaga reliabilitas operasional, serta kestabilan faktor eksternal seperti kurs, harga avtur, dan permintaan penerbangan. “Jika eksekusi berjalan, potensi re-rating valuasi terbuka. Namun volatilitas tetap harus diantisipasi,” imbuh Liza.
Dapat Suntikan Modal dari Danantara, Begini Prospek Garuda Indonesia (GIAA)
GIAA Chart by TradingView