Harga Bitcoin & Ethereum Terbang Tinggi! Analisis & Prediksi Terbaru

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Pasar kripto menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami koreksi signifikan pada awal Oktober. Pergerakan ini dipicu oleh dampak kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menciptakan gelombang ketidakpastian yang sempat mengguncang investor.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Kamis (23/10) pukul 14.27 WIB, Bitcoin (BTC) tercatat diperdagangkan di level US$ 109.499,29. Pada posisi tersebut, harga BTC berhasil menguat sebesar 1,45% dalam kurun waktu 24 jam terakhir, meskipun dalam rentang sepekan masih menunjukkan penurunan sebesar 1,19%.

Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, mengamati bahwa pergerakan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sepanjang Oktober 2025 sangat dipengaruhi oleh dinamika makroekonomi dan geopolitik global. Salah satu pemicu utamanya adalah pengumuman mendadak Donald Trump mengenai kebijakan tarif perdagangan sebesar 100% terhadap Tiongkok.

“Kebijakan mendadak tersebut memicu kepanikan pasar dan menyebabkan likuidasi massal terbesar dalam sejarah kripto, mencapai US$ 19 miliar,” jelas Timothius kepada Kontan pada Kamis (23/10/2025).

Bitcoin Kembali Menguat Sementara Emas Turun, Analis Ungkap Penyebabnya

Namun demikian, ketegangan sedikit mereda setelah Trump memberikan klarifikasi melalui unggahan lanjutan di media sosial Truth Social, mengindikasikan bahwa AS terbuka untuk bekerja sama dengan Tiongkok dalam isu perdagangan.

Melihat volatilitas pasar kripto yang begitu cepat berubah, Timothius Martin menganjurkan para investor kripto untuk senantiasa waspada. Ia menekankan pentingnya menyiapkan strategi yang adaptif serta mengelola risiko dengan bijaksana demi menghadapi gejolak pasar yang tak terduga.

Timothius juga memproyeksikan bahwa dalam beberapa minggu ke depan, sejumlah peristiwa penting berpotensi memicu volatilitas lebih lanjut di pasar kripto. Beberapa di antaranya adalah rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada 24 Oktober, serta hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 29-30 Oktober. Kedua data ini akan menjadi faktor penentu arah pergerakan pasar.

“Kemungkinan besar, BTC akan bergerak secara signifikan setelah kedua data penting tersebut dirilis,” ujar Timothius.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika data CPI dan FOMC memberikan sinyal positif, besar kemungkinan BTC akan mengalami rebound dan berupaya menembus kembali level all time high (ATH) sebelumnya. Sebaliknya, apabila data inflasi menunjukkan angka tinggi atau The Fed batal melakukan penurunan suku bunga, hal ini berpotensi memperpanjang periode pelemahan di pasar kripto hingga muncul katalis besar berikutnya.

Aset Kripto Bitcoin dan Ethereum Masih Tertekan, Begini Prospeknya di Akhir Tahun

Selain faktor makroekonomi, Timothius juga menilai bahwa adopsi BTC dan ETH dari institusi besar dapat menjadi pendorong utama pergerakan pasar. Berita mengenai tekanan beli yang masif dari entitas seperti Strategy milik Michael Saylor, misalnya, bisa menjadi katalisator penggerak pasar yang berkelanjutan. Di sisi lain, Timothius mewanti-wanti bahwa situasi perang tarif antara Trump dan China tetap menjadi risiko yang dapat memicu terjadinya flash crash, seperti yang sempat terjadi pada 10 Oktober 2025 lalu.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, Timothius Martin menganalisis bahwa Bitcoin (BTC) saat ini bergerak membentuk struktur higher high dalam jangka waktu bulanan, yang berarti harga terendah terbaru berada di area yang lebih tinggi dibandingkan struktur sebelumnya. Ia memperkirakan, area support di US$ 100.000 dan resistance di US$ 125.000 akan menjadi level penting yang menjadi acuan pergerakan BTC ke depan.

Untuk proyeksi akhir tahun, Timothius memproyeksikan harga Bitcoin dapat menembus target di kisaran US$ 130.000-US$ 150.000, menunjukkan potensi penguatan yang signifikan.

Serupa dengan Bitcoin, Timothius memandang harga Ethereum (ETH) juga membentuk struktur higher high dalam jangka waktu bulanan. “Struktur bullish ETH harus tetap terjaga di atas area support US$ 3.700 dengan area resistance selanjutnya berada di sekitar US$ 4.000,” imbuhnya, menegaskan level kunci untuk mempertahankan momentum positif Ethereum.

Analis: Bitcoin Diprediksi Naik Setelah Investor Lama Selesaikan Penjualan

Ringkasan

Pasar kripto menunjukkan tanda pemulihan setelah koreksi akibat kebijakan tarif Donald Trump. Bitcoin (BTC) tercatat menguat 1,45% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di level US$ 109.499,29, meskipun masih turun 1,19% dalam seminggu. Volatilitas dipengaruhi oleh dinamika makroekonomi, geopolitik global, serta potensi adopsi oleh institusi besar.

Timothius Martin menyarankan investor untuk waspada dan adaptif dalam menghadapi gejolak pasar. Rilis data CPI AS dan hasil pertemuan FOMC diprediksi akan memicu volatilitas lebih lanjut. Secara teknikal, Bitcoin membentuk struktur higher high dengan support di US$ 100.000 dan resistance di US$ 125.000, diproyeksikan dapat mencapai US$ 130.000-US$ 150.000 di akhir tahun. Ethereum juga menunjukkan struktur higher high dengan support di US$ 3.700 dan resistance di US$ 4.000.