Harga Kripto Bitcoin Cs Berharap Pemulihan dari Pelonggaran The Fed

Ussindonesia.co.id JAKARTA – Isyarat The Fed melakukan penghentian kebijakan quantitative tightening (QT) per 1 Desember 2025 menjadi katalis positif bagi aset berisiko seperti kripto. Ekspektasi pemain pasar atas sinyal itu membuat harga Bitcoin sampai Ethereum kembali menguat.

Pada perdagangan pagi ini, harga Bitcoin perlahan kembali mendaki. Pada perdagangan pukul 09.39 WIB, harga Bitcoin bertengger di level US$99.767,51 atau menguat US$1.010,71 per keping. Level ini menunjukkan kenaikan 1,02% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Meski demikian, level harga ini masih jauh di bawah nilai terbaiknya yang melampaui US$112.778,34 pada 20 Agustus 2025. 

: Harga Bitcoin Sulit Naik, Ada Aksi Investor Institusional

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan bahwa penghetian QT berarti The Fed akan berhenti mengurangi neraca asetnya dan kembali membeli surat utang pemerintah US Treasury yang jatuh tempo, sehingga balance sheet tidak lagi menyusut. 

Fyqieh mencatat, langkah tersebut menandai berakhirnya penarikan likuiditas yang telah berlangsung sejak 2022 di mana neraca The Fed telah turun dari puncaknya sekitar US$9 triliun pada 2022 menjadi sekitar US$6,6 triliun saat ini akibat diberlakukannya kebijakan QT.

: : Pesona Saham Keluarga Bakrie, Saat Emiten 7 Samurai Manggung Kembali (BUMI, BRMS, Hingga ENRG)

Singkatnya, penghentian QT berarti likuiditas akan kembali digelontorkan ke sistem keuangan, kebalikan dari pengetatan likuiditas sebelumnya. 

“Kondisi likuiditas yang meningkat umumnya berdampak positif bagi aset berisiko. Ketika pasokan uang bertambah dan suku bunga cenderung turun, investor terdorong mencari imbal hasil lebih tinggi di pasar saham maupun kripto. Dalam hal ini, Bitcoin selaku aset kripto terbesar berpotensi menikmati aliran dana segar,” kata Fyqieh kepada Bisnis, Kamis (13/11/2025). 

: : Harga Emas Antam Hari Ini 14 November 2025 Naik Tipis, Berikut Daftar Lengkapnya

Fyqieh mencatat secara historis memang Bitcoin cenderung menguat saat likuiditas berlimpah dan selera risiko investor meningkat. Penghentian QT berarti The Fed berhenti menarik uang dari pasar, sehingga dana berlebih bisa mengalir ke aset berisiko seperti kripto.

Sementara itu, Ethereum (ETH) bertengger di level US$3.248,15 per keping pada pukul 09.42 WIB. Level harga ini setara kenaikan 2,21% atau meloncat 2,21% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. 

Fyqieh melanjutkan, apabila QT The Fed berakhir juga akan menurunkan imbal hasil obligasi dan menekan dolar AS, menurunkan opportunity cost memegang aset tanpa bunga seperti emas atau Bitcoin. 

Dengan yield aset safe-haven turun dan dolar melemah, kondisi ini menurutnya membuat Bitcoin menjadi semakin atraktif sebagai alternatif penyimpan nilai. Dia juga menuturkan, beberapa analis mencatat bahwa secara historis, periode pelonggaran moneter The Fed kerap bertepatan dengan kenaikan harga kripto. 

Sebagai contoh, ketika The Fed terakhir kali menghentikan QT pada 2019 dan mulai memangkas suku bunga, harga Bitcoin melonjak lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan setelahnya

“Dampak langsung sudah terlihat di pasar kripto. Harga Bitcoin sempat merangkak naik mendekati US$106.000 baru-baru ini, mencerminkan sentimen positif investor terhadap sinyal dovish The Fed. Kenaikan ini sejalan dengan reli aset risiko lain seperti di Wall Street saham-saham berkapitalisasi besar ikut menguat saat imbal hasil Treasury menurun,” pungkasnya.

____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual aset kripto. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.