Harga minyak global terdongkrak sinyal The Fed dan ketegangan global

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Harga minyak dunia terpantau didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga AS serta memanasnya tensi geopolitik Venezuela dan Ukraina yang memicu kekhawatiran gangguan pasokan global.

Melansir Reuters pada Jumat (5/12/2025), harga minyak jenis Brent naik 81 sen atau 1,3% menjadi US$63,48 per barel. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 97 sen atau 1,65% ke US$59,92 per barel.

Sebelumnya, kontrak berjangka WTI sempat melonjak lebih dari US$1 per barel dalam sesi perdagangan. Kenaikan itu ditopang optimisme pasar bahwa pemangkasan suku bunga AS dapat menjaga ketahanan ekonomi, meningkatkan aktivitas, dan mendukung permintaan energi global. Optimisme tersebut muncul setelah data tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

: Pergerakan Harga Emas Hari Ini Jumat, 5 Desember 2025 di Pasar Spot

Nilai tukar dolar AS juga bergerak melemah dan berpotensi mencatat penurunan selama 10 hari berturut-turut terhadap sekeranjang mata uang utama. Kondisi ini membuat harga minyak lebih menarik bagi pembeli dengan mata uang lain.

“Saya kira potensi pemangkasan suku bunga saat ini mengungguli semua sentimen lain dan mendorong harga minyak naik,” ujar Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.

: : Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini Jumat, 5 Desember 2025

Di sisi lain, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela turut mendorong harga minyak. Pasar mencermati kemungkinan terganggunya pasokan dari negara tersebut seiring tekanan yang semakin besar dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap Presiden Venezuela Nicolás Maduro. “Harga patokan minyak mentah berpotensi terdampak signifikan oleh eskalasi ketegangan militer antara AS dan Venezuela,” tulis analis Rystad Energy.

Perkembangan perang Ukraina juga memberi sentimen tambahan bagi pasar minyak. Delegasi AS kembali dari Moskwa tanpa kemajuan berarti dalam upaya perdamaian, memperkuat pandangan bahwa konflik akan berkepanjangan. “Perang dan dinamika politik, di tengah kondisi stok yang relatif nyaman, perkiraan surplus pasokan, dan strategi OPEC mempertahankan pangsa pasar, menjaga Brent tetap bergerak di kisaran US$60–US$70 per barel untuk sementara waktu,” kata analis PVM.

: : Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 5 Desember 2025

Sebelumnya, harapan akan kesepakatan damai sempat menekan harga minyak karena berpotensi membuka kembali suplai minyak Rusia ke pasar yang saat ini mengalami surplus. Namun, eskalasi kembali mencuat setelah Ukraina dilaporkan menyerang jaringan pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia. Ini merupakan serangan kelima terhadap pipa yang mengalirkan minyak ke Hongaria dan Slovakia. Meski demikian, operator pipa dan perusahaan energi Hongaria memastikan pasokan tetap stabil.

Lembaga riset Kpler mencatat bahwa serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur kilang Rusia kini lebih terkoordinasi dan memiliki dampak signifikan. “Serangan ini menekan kapasitas pengolahan Rusia menjadi sekitar 5 juta barel per hari sepanjang September–November, turun sekitar 335.000 barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya,” tulis Kpler. Produksi bensin menjadi yang paling tertekan, disusul penurunan signifikan pada output gasoil.

Dari Amerika Serikat, Energy Information Administration (EIA) melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah dan bahan bakar pada pekan lalu seiring meningkatnya aktivitas pengilangan. Stok minyak mentah AS naik 574.000 barel menjadi 427,5 juta barel pada pekan yang berakhir 28 November. Angka ini berlawanan dengan survei Reuters yang memperkirakan penurunan sebesar 821.000 barel.

Di tengah dinamika tersebut, lembaga pemeringkat Fitch Ratings pada Kamis (4/12/2025) memangkas asumsi harga minyak untuk periode 2025–2027. Proyeksi lebih rendah tersebut dipengaruhi pandangan bahwa pertumbuhan produksi global akan melampaui permintaan, sehingga pasar berpotensi kembali mengalami surplus pasokan.