IHSG Berpeluang Menguat Ditopang Window Dressing, Cermati Saham Jagoan Analis

Ussindonesia.co.id   JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi melanjutkan reli pada Desember 2025.

Ekspektasi window dressing dan meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve menjadi pendorong utama sentimen positif pasar.

Riset BRI Danareksa Sekuritas mencatat, IHSG memiliki probabilitas kenaikan 80% pada Desember dalam 10 tahun terakhir. Posisi ini membuat Desember tetap menjadi bulan paling bullish bagi pasar saham Indonesia. 

“Momentum window dressing, Santa Claus rally, dan arus dana asing akhir tahun biasanya mendorong performa positif pasar,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset, Senin (1/12/2025).

IHSG Terkoreksi Setelah Cetak Rekor, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, pasar berpotensi mendapat tambahan dorongan dari stabilnya rupiah dan aliran dana asing yang menopang sektor properti serta perbankan, yang sensitif terhadap suku bunga.

Namun, analis Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengingatkan bahwa investor tetap perlu mewaspadai sejumlah risiko. 

Ia menilai ketidakpastian suku bunga global, inflasi, dan penguatan dolar AS masih membayangi. Selain itu, posisi IHSG yang sudah tinggi membuat risiko overbought meningkat. 

“Ekspektasi kami, investor akan cenderung berhati-hati menjelang 2026,” ujar David. 

Ia memprediksi IHSG cenderung bergerak sideways di kisaran 8.450–8.650 sepanjang Desember.

IHSG Berpeluang Menguat pada Senin (1/12), Cermati Saham Rekomendasi Analis

Penilaian positif juga datang dari Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI). Menurutnya, likuiditas domestik yang kuat dan rotasi portofolio akhir tahun dapat mengangkat IHSG menuju rentang 8.550–8.800. 

“Namun, tetap ada risiko profit taking di saham-saham big caps dan risiko dari tensi geopolitik global,” kata Wafi.

Saham Musiman Jadi Sorotan

Di tengah peluang penguatan IHSG, investor dapat mencermati saham-saham dengan histori performa kuat di bulan Desember. Dalam satu dekade terakhir, sejumlah saham blue chip seperti TLKM, BBRI, PTBA, INDF, dan PGAS tercatat memiliki probabilitas kenaikan hingga 80%. 

Saham-saham ini konsisten mendapat minat beli jelang penutupan tahun. BRI Danareksa menilai Desember sebagai periode ideal untuk strategi seasonality trading.

David menambahkan, IHSG masih mendapat dukungan dari saham-saham konglomerasi yang dihargai premium. Jika kinerja blue chip membaik dan pertumbuhan laba emiten tetap kuat, ia melihat peluang IHSG menembus level 9.000 pada tahun depan.

Sektor yang diprediksi berkinerja positif pada Desember adalah konsumer dan ritel, properti dan real estate, serta perbankan dan finansial. 

Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?

Kenaikan konsumsi akhir tahun serta potensi pelonggaran suku bunga menjadi katalis utama. Sebaliknya, sektor siklikal berbasis ekspor dan komoditas berpotensi ditekan oleh ketidakpastian global.

Wafi melihat perbankan justru berpotensi menjadi pemberat IHSG seiring valuasi yang belum membaik dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Ia lebih merekomendasikan saham infrastruktur, ritel, dan teknologi seperti TOWR (target Rp700), ISAT (Rp2.800), ACES (Rp780), dan CPIN (Rp5.700).

Sementara itu, David merekomendasikan saham konsumer seperti UNVR (Rp3.000), MYOR (Rp2.700), dan INDF (Rp11.200) seiring prospek konsumsi yang meningkat pada akhir tahun.

Secara keseluruhan, meski Desember memberi peluang reli lanjutan, para analis sepakat bahwa investor tetap harus disiplin membaca momentum, mengingat volatilitas berpotensi meningkat menjelang pergantian tahun.