IHSG Berpotensi Menguat Terbatas pada Jumat (28/11), Ini Sentimen Pendorongnya

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 56,26 poin atau 0,65% ke level 8.545,86 pada perdagangan Kamis (27/11/2025).

Pelemahan terjadi setelah IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi pada pembukaan perdagangan. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai koreksi ini wajar mengingat investor cenderung menahan diri di tengah minimnya katalis global.

“Setelah all time high, pasar lebih memilih wait and see. Aktivitas juga cenderung sepi karena libur Thanksgiving di Amerika Serikat,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).

Menakar Prospek IHSG Tembus Level 9.000 pada Akhir Tahun 2015, Ini Kata Analis

Sektor properti dan real estat menjadi penopang utama dengan kenaikan 1,88%, sementara sektor consumer non-cyclicals memimpin pelemahan dengan koreksi 0,74%.

Di kawasan Asia, mayoritas bursa bergerak menguat terdorong rencana baru Beijing untuk meningkatkan konsumsi, termasuk dukungan terhadap barang konsumsi pedesaan, sektor hewan peliharaan, dan mainan.

Namun data bulan Oktober memperlihatkan laba industri Tiongkok kembali turun setelah tiga bulan naik, menandakan permintaan domestik masih lemah.

Pada indeks LQ45, saham INCO, BRPT, SCMA, UNTR, dan INKP masuk jajaran penopang penguatan, sedangkan BUMI, AADI, TLKM, BMRI, dan DSSA menjadi penekan indeks.

SOTS, BBYB, TNCA, CTBN, dan ARKO tercatat sebagai saham dengan kenaikan tertinggi hari ini. Adapun JAWA, UNTD, CRSN, TRUK, dan DNAR memimpin penurunan terdalam.

Untuk perdagangan Jumat (28/11/2025), Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memproyeksikan IHSG berpotensi menguat terbatas.

IHSG Melemah 0,65% ke 8.545 pada Kamis (27/11/2025), BUMI, AADI, TLKM Top Losers LQ45

Menurutnya, penguatan dapat terjadi apabila sentimen positif dari regional berlanjut dan investor merespons positif rencana stimulus dari Tiongkok. “Secara teknikal, IHSG memiliki support di 8.506 dan 8.448. Untuk resistance berada di 8.600 dan 8.666,” jelas Nafan.

Dengan ruang penguatan yang terbatas, dinilai bahwa investor masih perlu bersikap selektif sembari mencermati perkembangan pasar global pasca-libur di AS.

Sementara itu, Nico mengingatkan bahwa indeks berpotensi bergerak sideways hingga muncul katalis baru. “Sektor properti masih menarik karena aliran dana masuk terlihat cukup stabil,” kata Nico.