
Ussindonesia.co.id JAKARTA. Menjelang pergantian tahun, ekspektasi terhadap kinerja pasar saham kian menguat. Sejumlah sekuritas mulai merilis prediksi arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk 2026, dengan mayoritas melihat peluang pertumbuhan signifikan setelah momentum transisi politik di 2025.
JP Morgan Sekuritas menjadi salah satu yang paling optimistis. Dalam riset terbarunya, lembaga ini memproyeksikan IHSG berpeluang mencapai 9.100 pada skenario dasar dan bahkan menembus 10.000 pada skenario bullish.
Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Sekuritas Henry Wibowo menilai, kombinasi peningkatan belanja pemerintah, perbaikan likuiditas, serta tren pelonggaran moneter akan menjadi katalis utama.
IHSG Berpeluang Menguat pada Senin (1/12), Cermati Saham Rekomendasi Analis
Ia memperkirakan Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada 2026, yang akan memperkuat dorongan konsumsi domestik.
Partisipasi investor ritel diperkirakan tetap tinggi pada semester pertama 2026, sebelum mulai moderat di paruh kedua. Di sisi lain, aliran dana dari investor institusi juga diyakini membaik.
Mandat investasi Danantara dan meningkatnya porsi alokasi ekuitas BPJS Ketenagakerjaan disebut sebagai pendorong baru bagi IHSG.
Mandiri Sekuritas memiliki pandangan sejalan. Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan, momentum penguatan berpeluang berlanjut pada 2026, terutama didorong performa IDX30 yang berisi emiten berfundamental kuat.
Mandiri Sekuritas memperkirakan laba bersih emiten akan tumbuh sekitar 14% secara agregat pada 2026, berbalik dari kontraksi pada 2025.
IHSG Berpeluang Menguat Ditopang Window Dressing, Cermati Saham Jagoan Analis
Kondisi ini membuka ruang bagi emiten untuk kembali menebar dividen dengan imbal hasil yang lebih atraktif sehingga mampu menarik minat investor. Mandiri Sekuritas menargetkan IHSG berada di kisaran 9.050 untuk skenario dasar dan 9.350 untuk skenario bullish.
Phintraco Sekuritas juga mematok target tinggi. Dengan skenario konservatif, IHSG diprediksi mencapai 9.225, sementara skenario agresif menempatkan IHSG berpeluang menyentuh 9.883 dengan estimasi PER 13,65 kali.
Head of Research and Education Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyoroti kombinasi sentimen positif dari dalam dan luar negeri sebagai pendorong utama.
Dari global, peluang meredanya tensi perang tarif AS–China serta kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed menjadi katalis penting. China juga diperkirakan melanjutkan dukungan fiskal dan moneter yang akan menjaga stabilitas transaksi domestik negara tersebut.
Dari dalam negeri, fokus pemerintah mendorong konsumsi, optimalisasi belanja negara, serta keberlanjutan kebijakan fiskal dan moneter diperkirakan akan menopang pertumbuhan ekonomi dan pasar saham.
BBRI dan BUMI Terbanyak, Cek Saham Net Sell Terbesar Asing di Awal Desember 2025
Adapun CGS Sekuritas International memasang target IHSG di level 9.530 pada 2026 dengan proyeksi PE sekitar 12,2 kali. Untuk saham pilihan tahun depan, CGS merekomendasikan sejumlah emiten besar seperti BBCA, BMRI, TLKM, MIKA, CMRY, MYOR, HMSP, GGRM, BIRD, dan WIIM.
Dengan serangkaian proyeksi positif dari berbagai sekuritas, pasar modal Indonesia memasuki 2026 dengan optimisme tinggi, didukung harapan pemulihan ekonomi dan penguatan fundamental emiten.