IHSG Ditutup Melemah Hari Ini (28/11), Saham BBRI, WIFI, hingga BRMS Turun ke Zona Merah

Ussindonesia.co.id JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Jumat (28/11/2025). Sejumlah saham seperti BBRI, WIFI hingga BRMS ikut melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG berada pada posisi 8.508,70 atau turun 0,43% pada sore ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 8.495-8.572.

Tercatat, 282 saham menguat, 370 saham melemah, dan 159 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG berada pada posisi Rp15.655 triliun.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu saham yang melemah sore ini. Saham BBRI turun 1,60% ke level Rp3.680 per saham akhir pekan ini. 

Lalu saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) juga turun 1,32% hari ini. Saham WIFI melemah ke level Rp3.730 pada hari ini. Demikian juga saham Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang melemah 1,02% ke level Rp975 per saham hari ini. 

: Rupiah Ditutup Lesu ke Level Rp16.675 per Dolar AS

Saham-saham lain yang juga melemah adalah saham ANTM turun 3% ke level Rp2.910 per saham, saham BRPT melemah 0,56%, dan saham AMMN turun 5,04% ke level Rp6.600 per saham sore ini. 

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan dari dalam negeri, pelaku pasar menunggu data terbaru ekonomi menjelang PMI Manufaktur November minggu depan dan data resmi penting, termasuk inflasi November dan data perdagangan Oktober. 

Sementara itu, dari global, Bursa Asia cenderung melemah dibatasi kurangnya katalis dari Wall Street Amerika Serikat yang Kamis kemarin libur Thanksgiving. 

Pelaku pasar juga cenderung berhati-hati menjelang rilis data ekonomi di masing-masing negara pada minggu depan.  

Di sisi lain pelaku pasar mencermati rilis data ekonomi China, dengan angka PMI resmi China untuk bulan November yang akan dirilis akhir pekan ini, menunjukkan aktivitas manufaktur menyusut selama tujuh bulan, dan sektor jasa tetap lesu. Hal ini membuat kekhawatiran volatilitas dapat berlanjut menjelang akhir tahun. 

Pasar juga mencermati perkembangan hubungan diplomatik Jepang dan China yang dikhawatirkan akan memanas. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.