IMF Ingatkan Ketahanan Ekonomi Global Saat Pertumbuhan Melempem

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai perekonomian dunia lebih tangguh dari perkiraan, namun belum cukup kuat untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Georgieva menegaskan perekonomian dunia menunjukkan ketangguhan terhadap serangkaian guncangan, mulai dari tensi perdagangan hingga ketidakpastian geopolitik. 

Ketangguhan tersebut didorong oleh sektor swasta yang dinamis serta penguatan kebijakan dan institusi selama beberapa tahun terakhir.

“Perekonomian global berjalan lebih baik dari yang kita khawatirkan, tetapi masih lebih buruk dari yang kita butuhkan,” ujarnya saat berbicara pada KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, dikutip Senin (24/11/2025).

: KTT G20 Afsel 2025 Resmi Ditutup, Presidensi Dilanjutkan Tanpa Perwakilan dari AS

Meski tetap tumbuh, IMF menilai ekspansi ekonomi global masih tertahan karena pertumbuhan yang rendah—di bawah tingkat pra-pandemi Covid-19—serta beban utang yang sangat tinggi, terutama di negara-negara berpendapatan rendah. 

Georgieva menuturkan, lonjakan tensi geopolitik, perubahan teknologi dan demografi, serta meningkatnya kejadian iklim ekstrem juga terus menekan prospek pertumbuhan.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian ini, Georgieva menekankan pembangunan ketangguhan harus dimulai dari dalam negeri masing-masing. 

Dia menuturkan, pemerintah perlu menjalankan kebijakan yang kredibel dan berkelanjutan, memulihkan ruang fiskal, menjaga kekuatan institusi, serta mengatasi ketidakseimbangan domestik yang turut memperlebar ketimpangan global.

“Reformasi struktural menjadi krusial untuk memanfaatkan potensi sektor swasta sebagai pendorong pertumbuhan, sekaligus merapikan aturan yang sudah tidak relevan,” katanya.

Pada sisi lain, Georgieva juga mengatakan tindakan domestik saja tidak cukup. Georgieva mendorong negara-negara G20 memperkuat kerja sama kebijakan, terutama untuk memastikan perdagangan global tetap menjadi mesin pertumbuhan yang efektif melalui aturan yang lebih sesuai dengan era digital.

IMF juga mendorong peningkatan pembiayaan segar bagi negara-negara yang membutuhkan. Georgieva mengatakan, IMF kini tengah menaikkan sumber daya kuota permanen sebesar 50% untuk meningkatkan kapasitas dukungan kepada negara anggota.

Di sisi lain, isu utang global membutuhkan tindakan yang lebih tegas dan cepat. Dia mengapresiasi kemajuan yang dicapai melalui skema Common Framework, tetapi menilai restrukturisasi utang harus lebih cepat dan prediktif. Dia menuturkan, IMF sendiri telah mengubah kebijakan internal agar lebih aktif membantu negara-negara mengurangi beban utang.

Georgieva juga memuji kepemimpinan Afrika Selatan yang menghasilkan October Declaration on Debt, yang dinilai memberikan peta jalan jelas bagi penyelesaian isu utang di masa depan.

Dia melanjutkan, IMF saat ini menyalurkan pembiayaan pada tingkat tertinggi dalam sejarah, yakni melalui 50 program aktif, termasuk 21 program di Afrika Sub-Sahara. 

IMF juga menegaskan komitmennya untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang sesuai dengan kondisi masing-masing negara, disertai dukungan pengembangan kapasitas.