Intip saham pilihan royal dividen di tahun kuda api 2026

Ussindonesia.co.id JAKARTA — Sejumlah saham yang royal membagikan dividen menjadi tema menarik yang dapat dicermati pada tahun kuda api 2026. Ansli menilai investor yang mengejar dividen pada tahun depan dapat mencermati sejumlah saham dari sektor energi hingga peternakan.

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan mengatakan terdapat sejumlah saham yang bisa dipantau saat kinerja pasar saham RI makin moncer pada 2026, terutama bagi investor dividend hunter.

“Kalau terkait dividen, kami masih suka di saham batu bara dan perbankan. Ini karena saham batu bara sudah di fase capex [belanja modal/capital expenditure] yang tidak signifikan untuk ekspansi. Jadi [saham batu bara] tinggal bayar dividen saja,” ujar Farras dalam Media Day: Desember 2025 – Outlook 2026: Momentum, Growth, and Opportunity pada Kamis (4/12/2025).

: Top Gainers Sepekan: Saham ROCK Terbang 143,38% saat IHSG Kinclong

Mirae Asset juga merekomendasikan kepada investor untuk bisa melihat saham sektor batu bara ini dari segi tebaran dividennya. Sejumlah emiten batu bara diproyeksikan menebar dividen dengan imbal hasil atau dividend yield yang tinggi.

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) misalnya diproyeksikan akan menghasilkan dividend yield 8,5% dengan asumsi rasio tebaran dividen sebesar 50% dari laba bersihnya.

“Ini membuat AADI sebagai picks yang cukup menarik mengingat juga harga sahamnya belum terlalu banyak bergerak. Saham AADI menarik bagi investor yang cenderung dividend hunter,” ujar Farras. 

Selain AADI, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) diproyeksikan menghasilkan dividend yield sebesar 7,5%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) sebesar 10,8%, dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) sebesar 8,1%.

Di Bursa juga terdapat indeks saham royal tebar dividen atau IDX High Dividend 20. Namun, mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX High Dividend 20 mencatatkan kinerja yang tidak terlalu moncer, dibandingkan indeks utama.

IDX High Dividend 20 masih di zona hijau, namun hanya menguat 0,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025. Berbeda dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat signifikan 21,93% ytd.

Sejumlah saham di IDX High Dividend 20 pun mencatatkan kinerja lesu pada tahun ini. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya turun 14,21% ytd, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 10,54% ytd, dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 14,04% ytd.

Kemudian, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) turun 25,31% ytd dan ITMG turun 17,6% ytd.

Sementara itu, analis juga memandang positif prospek saham emiten pembagi dividen khususnya yang tergabung dalam Indeks High Dividend 20. Sejumlah indikator makroekonomi turut mendukung pertumbuhan performa keuangan.

Adaro Energy Tbk. – TradingView

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi mengatakan optimisme pasar ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid serta kembalinya data PMI Manufaktur ke zona ekspansi.

Selain itu, prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dan BI diperkirakan menjadi katalis tambahan yang mampu meningkatkan selera investor terhadap aset berisiko.

Dari sisi fundamental, dia menilai saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memiliki peluang mencatat pertumbuhan dividen per saham (DPS) yang menarik. Hal ini sejalan dengan lonjakan harga emas global di tengah tingginya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia.

Dia juga menyoroti saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) sebagai salah satu pilihan menarik. Prospeknya didukung oleh peningkatan permintaan menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemulihan harga unggas, serta realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

IHSG Tembus 10.500 pada 2026

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan melihat kinerja pasar saham Indonesia masih bisa positif pada 2026. Mirae Asset bahkan menargetkan IHSG bisa berada di level 10.500 pada tahun depan.

Peluang moncernya pasar saham pada 2026 didorong oleh harapan stabilitas ekonomi makro dan perbaikan kinerja emiten. Mirae Asset memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sampai 5,3% pada 2026.

: IHSG Sepekan Kinclong, Saham FILM, MORA hingga TLKM Jadi Penopang

Target tersebut juga didorong oleh proyeksi berlanjutnya kebijakan moneter longgar, teurtama dari The Fed. Menurutnya, Fed Fund Rate (FFR) bisa turun minimal dua kali lagi pada 2026. Ini kemudian memberi ruang Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya.

Kemudian terdapat peningkatan kinerja kredit yang mampu mendorong gerak saham sektor perbankan. Mirae Asset memproyeksikan kredit bisa tumbuh hingga 10% pada 2026.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.