Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk segera melangsungkan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat geliat pasar modal domestik.


Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan bahwa kehadiran Danantara sebagai institusi investasi baru menyimpan potensi besar untuk memberikan dampak signifikan terhadap lanskap pasar modal Indonesia. “Kalau Danantara masuk, untuk institusi apa lagi ya? Paling tidak mereka dia menjaga value daripada aset BUMN saja ini akan signifikan sekali,” ujar Iman dalam acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11).
Menurut Iman, keberadaan Danantara dan potensi IPO dari perusahaan-perusahaan yang dikelolanya dapat secara substansial meningkatkan suplai aset berkualitas tinggi ke pasar modal. Hal ini juga diharapkan mampu menarik dan mengoptimalkan peran investor institusi domestik. “Jadi kalau kita bisa balikkan kalau investor institusi. Tentu saja mereka dengan, tapi akan ada supply yang meningkat dari Lighthouse IPO, ini tentu saja kita harapkan domestik institusi kita akan terus meningkatkan investasi di pasar modal,” jelasnya.
Terkait arah investasi Danantara, Iman menilai bahwa fleksibilitas lembaga tersebut membuka ruang bagi beragam model penempatan dana. Ia menambahkan bahwa Danantara memiliki keleluasaan untuk menanamkan modal, baik secara langsung (direct investment) maupun melalui instrumen-instrumen lain di pasar keuangan. Ini memberikan cakupan investasi yang luas dan dinamis.

“Saya rasa begini ya, kami kan memang komunikasi tentu saja mereka [Danantara] punya arah investasi tetapi kalau mereka kan mereka juga punya dana yang diinvestasikan bisa secara langsung atau direct investment atau mereka bisa investasi ke produk-produk lainnya,” ucapnya. Iman juga melanjutkan bahwa Danantara memiliki karakteristik sebagai investor institusional yang kuat, didukung oleh kapasitas besar dan horizon investasi jangka panjang. “Nah inilah yang kita lakukan bagaimana mereka bisa mengoptimalisasi dana yang dia gunakan yang biasanya untuk meningkatkan pendapatannya. Kedua juga men-support BUMN-BUMN yang ada di besar modal dan kan perlu juga support dari investor institusi kan,” tambahnya.
Meskipun demikian, Iman Rachman menegaskan bahwa keputusan investasi final sepenuhnya berada di tangan Danantara. Di samping itu, ia turut menyoroti minimnya jumlah perusahaan BUMN yang berhasil melantai di bursa saham dalam beberapa tahun terakhir. “Ini juga yang menarik bahwa 3 tahun terakhir memang tidak ada BUMN atau anak BUMN yang listing setelah PGEO (PT Pertamina Geothermal Energy Tbk),” pungkasnya, menunjukkan harapan besar terhadap peran Danantara dalam mendorong kembali semangat IPO dari sektor BUMN.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan geliat pasar modal domestik dengan menambah suplai aset berkualitas tinggi dan menarik investor institusi domestik.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menekankan potensi Danantara sebagai investor institusional dengan kapasitas besar dan horizon investasi jangka panjang. Meskipun keputusan investasi final ada di tangan Danantara, BEI berharap langkah ini dapat mendorong kembali IPO dari sektor BUMN, mengingat minimnya perusahaan BUMN yang listing dalam beberapa tahun terakhir.