Kinerja indeks LQ45 masih tertinggal IHSG, begini prospeknya tahun depan

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Kinerja indeks LQ45 di sepanjang 2025 berjalan ini masih belum memuaskan. Pasalnya, kinerja indeks unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tertinggal jauh dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sejak awal 2025 sampai dengan akhir perdagangan Jumat (12/12), IHSG berhasil melesat 22,23%. Sedangkan, indeks LQ45 hanya naik 2,63%. Bahkan, indeks unggulan lainnya yaitu IDX30 hanya menguat 2,53%. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dari 45 saham dalam indeks LQ45, belum banyak yang mencatatkan kenaikan signifikan.

Justru, saham-saham yang menguat cenderung berasal dari kelompok konglomerasi atau saham lapis kedua hingga keempat. Menurutnya, perbedaan karakter tersebut membuat pergerakan IHSG dan LQ45 bergerak tidak sejalan. 

Lebih Unggul dari LQ-45, Cek Kinerja Emiten Kompas100 Semester I-2025

“Kalau kita bicara LQ45, indeks ini memang dibuat untuk tujuan likuiditas sehingga fokusnya tentu berbeda dengan IHSG yang merepresentasikan keseluruhan pasar saham,” kata Nico saat dihubungi Kontan, Minggu (14/12/2025). 

Nico menyebut perubahan sentimen global dan domestik sangat memengaruhi arah pergerakan indeks. Selain itu, rotasi sektor menjadi faktor penting yang menentukan sektor mana yang akan menjadi penggerak pasar.

Dia mencontohkan sektor teknologi yang pada tahun lalu kurang diminati investor. Namun pada tahun ini, sektor tersebut justru menjadi salah satu penopang utama kenaikan IHSG. Di mana indeks IDX sektor Teknologi sudah melesat 160,08%.

Tertinggal dari IHSG, Valuasi Konstituen Indeks LQ45 Dinilai Masih Menarik di 2026

“Namun menggunakan indeks LQ45 sebagai benchmark masih relevan bagi investor yang mengutamakan likuiditas, tetapi bagi yang mengejar imbal hasil yang lebih besar bisa dipertimbangkan indeks lainnya,” ucap Nico. 

Menurut Nico ada sejumlah yang masih menarik untuk dicermati antara lain  BBCA, BBNI, BBRI, BMRI. Selain itu, ada saham ritel dan konsumer seperti ACES, AMRT, MAPI, serta saham komoditas seperti ANTM. 

Indeks Dolar AS Menguat, Valas Ini Bisa Jadi Alternatif Bagi Investor