Kinerja Obligasi Terpengaruh Sentimen Global

Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Kinerja obligasi pemerintah tercatat menurun karena sentimen global. Mengutip data yang diolah Kontan, return obligasi pemerintah tercatat -0,45% secara bulanan (MoM) dan 10,25% secara year to date (ytd) per November 2025. 

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan pergerakan kinerja obligasi dipengaruhi sentimen kondisi global. Terbaru, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 9 basis poin (bp) menjadi 5,83%. Sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 2 bp menjadi 6,29%. Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 3 bp menjadi 6,32%. 

“Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST),” ujar Amir dalam keterangannya, Senin (1/12/2025). 

Imbal Hasil Obligasi AS 10 Tahun Naik di Sesi Terakhir November

Amir mencatat yield curve UST 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 3bp dan 2bp menjadi 3,59% dan 4,02%. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 73bp. 

Fixed Income Analyst Pefindo, Ahmad Nasrudin melihat prospek pasar obligasi masih akan relatif stabil hingga akhir tahun. Meskipun ada sedikit riak dalam jangka pendek, terutama akibat ekses dari sentimen di pasar surat utang pemerintah. Namun, itu tidak mengaburkan prospek yang solid tahun ini.  

Ahmad menjelaskan beberapa sentimen akan mewarnai prospek pasar surat utang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertama, pertumbuhan ekonomi domestik. Pefindo mengharapkan ekonomi tumbuh lebih kuat, seiring dengan kebijakan-kebijakan pro-growth dari pemerintah dan otoritas terkait, sehingga akan mendorong kebutuhan pendanaan untuk modal kerja dan investasi. 

Kedua, suku bunga domestik. Suku bunga yang lebih rendah ke depan akan mendorong biaya pendanaan yang lebih murah dan juga mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, yang mana pada akhirnya menjadi sentiment positif atas prospek penerbitan obligasi korporasi.

Obligasi Korporasi Diproyeksi Berkinerja Positif Hingga Akhir Tahun 2025