Metropolitan Land (MTLA) Catatkan Marketing Sales Rp 1,34 Triliun pada September 2025

JAKARTA – PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan mengantongi pendapatan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,345 triliun per September 2025. Pencapaian ini menegaskan posisi MTLA sebagai pengembang properti yang adaptif dan berdaya saing di tengah dinamika pasar.

Direktur Metropolitan Land, Olivia Surodjo, mengungkapkan bahwa raihan impresif tersebut telah setara dengan 67% dari target tahunan perseroan yang ambisius, yakni sebesar Rp 2 triliun. Lebih menggembirakan lagi, kinerja di sembilan bulan pertama tahun 2025 ini mencatat pertumbuhan sekitar 4% secara tahunan (year on year/YoY), mengindikasikan momentum positif yang berkelanjutan bagi MTLA.

Kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan penjualan residensial datang dari program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Olivia menjelaskan, insentif PPN DTP menyumbang sekitar 52% dari total penjualan residensial perseroan hingga kuartal III 2025, membuktikan efektivitas kebijakan pemerintah dalam mendorong sektor properti.

Untuk memastikan tercapainya target marketing sales tahun ini, MTLA akan mengintensifkan strategi dengan memaksimalkan momentum perpanjangan insentif PPN DTP. Selain itu, perseroan juga berupaya mempercepat proses serah terima unit kepada konsumen, langkah krusial untuk segera mengkonversi penjualan menjadi pendapatan. Di sisi pengembangan produk, MTLA telah meluncurkan proyek-proyek baru yang menarik pada kuartal III 2025, di antaranya Walden phase 2 di Metland Transyogi dan Conifera di Metland Menteng, yang siap menyumbang pada peningkatan penjualan.

Melihat prospek tahun 2026, Olivia menuturkan bahwa MTLA saat ini sedang dalam tahap penyusunan anggaran dengan target pertumbuhan kinerja di tahun depan. Meskipun target spesifik belum dapat disampaikan, perseroan berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan proyek-proyek yang sedang berjalan. Proyek seperti Metland Cikarang dan Metland Kertajati, yang masih tergolong baru, diyakini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan di masa mendatang.

Sementara itu, pergerakan saham MTLA pada penutupan perdagangan Jumat (17/10) tercatat berada di level Rp 436 per saham. Berdasarkan data RTI, saham MTLA menunjukkan penurunan 5,22% dalam sebulan terakhir dan terkoreksi 9,17% sejak awal tahun (year to date/YTD), memberikan gambaran lengkap mengenai kinerja perseroan baik di tingkat operasional maupun pasar modal.