Pilah-Pilih Saham Potensial Cuan Tersengat Rekor Harga Emas Global

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Saham emiten-emiten emas menjadi buruan investor di tengah rekor baru harga emas global menembus US$3.500 per troy ounce. Hal itu mendorong laju saham ANTM, BRMS, ARCI, dkk. saat IHSG tertekan sentimen aksi demonstrasi. 

Melansir Bloomberg, harga emas untuk pengiriman segera sempat naik 0,9% menjadi US$3.508,73 per troy ounce di perdagangan Asia, melampaui rekor sebelumnya pada April lalu. Sejak awal tahun, harga emas juga telah melonjak lebih dari 30%, menjadikannya salah satu komoditas dengan kinerja terbaik tahun ini.

Pada Rabu (3/9/2025), Reuters mencatat harga emas di pasar spot emas naik 1,5% menjadi US$3.529,01 per ounce, setelah sempat menyentuh level tertinggi US$3.529,93. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember ditutup menguat 2,2% ke US$3.592,2.  Adapun, sepanjang tahun ini, harga emas telah terapresiasi 34,5%.

“Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat, ditambah ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan Fed September. Kami terus memperkirakan rekor baru akan tercapai,” kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar menilai ada peluang hampir 92% The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September mendatang. Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah.

Ahli Strategis UBS Group AG Joni Teves mengatakan bahwa investor kini semakin meningkatkan alokasi emas menjelang pemangkasan suku bunga The Fed. 

“Skenario dasar kami adalah emas terus mencetak rekor baru dalam beberapa kuartal mendatang. Suku bunga rendah, data ekonomi yang melunak, ketidakpastian makro, serta risiko geopolitik membuat emas penting sebagai diversifikasi portofolio,” ujarnya.

Kenaikan harga emas memantik pergerakan saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan Selasa (2/9/2025), saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) memimpin penguatan dengan lonjakan 11,18% ke level Rp845. 

Posisi berikutnya ditempati oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang ikut terkerek 10,29% ke level Rp525. Diikuti oleh saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga naik signifikan sebesar 8,44% ke level Rp3.470 per saham. 

Penguatan turut dialami PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) yang naik 4,29% ke level Rp730, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melesat 3,21% ke level Rp2.570, PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) naik tipis 0,84% ke level Rp600 per saham, serta saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 1,91% ke posisi Rp8.000.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi menilai prospek emiten sektor logam didukung oleh sentimen positif terhadap emas sebagai aset safe haven. 

“Kami merekomendasikan BRMS dengan target harga Rp480. Kinerja laba ANTM pada kuartal II/2025 melampaui estimasi juga dapat mendorong aliran dana ke saham ANTM,” tulisnya. 

Terpisah, Tim Analis JP Morgan yang dimpin oleh Henry Wibowo memberikan pandangan bullish struktural kmi terhadap emas. Hal itu tecermin dalam saham unggulan JP Morgan, yaitu ANTM dan SRTG. 

JP Morgan mengestimasi target harga ANTM di posisi Rp3.850 dan target harga SRTG sebagai pemegang saham MDKA sebesar Rp2.300 per saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer mengatakan pergerakan saham emas belakangan ini memang menunjukkan daya tahan yang cukup menarik, bahkan ketika IHSG cenderung melemah.

Miftahul mengatakan bahwa hal itu tidak terlepas dari dorongan harga emas global yang masih kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) oleh The Fed. 

“Jadi, tren ini masih punya potensi untuk berlanjut, karena emas tetap dipandang sebagai aset safe haven, apalagi saat volatilitas pasar makin terasa,” ujarnya.

Secara valuasi, sebagian saham emas dinilai sudah meningkat signifikan, sehingga investor perlu lebih selektif. Namun, dengan kinerja keuangan semester I/2025 yang solid, sejumlah saham dinilai punya kesempatan menarik dalam jangka panjang. 

ANTM diketahui membukukan kenaikan laba bersih lebih dari 200% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp4,69 triliun pada semester I/2025. Capaian ini diperkuat oleh kinerja penjualan yang tembus Rp59,01 triliun, tumbuh 154,51% YoY. 

Selain Antam, BRMS juga membukukan kenaikan laba bersih sebesar 156,45% YoY menjadi US$22,97 juta sepanjang Januari-Juni 2025. Sementara itu, ARCI mampu membalikkan rugi menjadi laba bersih senilai US$34,87 juta.

“Tantangannya mungkin ada di volatilitas harga emas dunia, tapi selama tren harga emas global terjaga di level tinggi, prospek emiten emas masih positif. ANTM, PSAB, hingga ARCI kami kira masih tetap menarik,” kata Miftahul. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.