
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momentum Natal dan Tahun Baru 2025/2026 diprediksi akan mendongkrak kinerja emiten poultry atau unggas di Tanah Air.
Proyeksi tersebut seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada akhir tahun yang berpotensi mendorong lonjakan permintaan produk unggas, terutama telur dan daging ayam.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai momentum Nataru membuat konsumsi domestik bakal meningkat. Dengan begitu, emiten yang bergerak di sektor non-siklikal, termasuk industri unggas berpeluang memperoleh manfaat dari sentimen musiman tersebut.
Tertinggal dari IHSG, Valuasi Konstituen Indeks LQ45 Dinilai Masih Menarik di 2026
Dalam pandangannya, Nafan memilih saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sebagai emiten unggas yang patut dicermati investor.
Sebab, kedua emiten tersebut dinilai memiliki likuiditas perdagangan saham yang baik, didukung oleh kinerja fundamental yang terus menunjukkan perbaikan dan prospek pertumbuhan yang progresif.
“Penjualan emiten unggas seperti CPIN dan JPFA diproyeksikan akan stabil selama Nataru 2025,” kata Nafan kepada Kontan, Minggu (14/12/2025).
Senada, Analis CGS International Jason Chandra memprediksi permintaan konsumen tetap kuat menjelang periode perayaan akhir tahun. Ini membuat harga broiler dan day old chicken (DOC) diprediksi berada pada level yang tinggi di sepanjang kuartal IV-2025.
“Berdasarkan pola musiman historis, perusahaan unggas umumnya membukukan volume penjualan broiler dan DOC tertinggi pada kuartal IV, sekaligus mempertahankan harga di level tinggi,” tulis Jason dalam riset yang dipublikasikan, Selasa (2/12/2025).
Jason menjagokan saham CPIN dan JPFA sebagai pilihan di sektor unggas. Ia menilai kinerja CPIN berpeluang membaik seiring pemulihan pada segmen consumer foods. Namun, proses pemulihan tersebut diperkirakan berlangsung secara bertahap, mengingat tingkat inventory days perusahaan belum sepenuhnya kembali ke kondisi normal.
Kinerja Indeks LQ45 Masih Tertinggal IHSG, Begini Prospeknya Tahun Depan
Sementara itu, JPFA menjadi favorit CGS International lantaran fokus perusahaan pada pengembangan bisnis consumer foods serta upaya efisiensi biaya. Strategi tersebut diperkirakan mulai memberikan dampak positif terhadap kinerja JPFA dalam beberapa tahun mendatang.
“JPFA tetap menjadi pilihan utama kami di sektor ini, karena kenaikan harga ayam diperkirakan akan memberikan manfaat terbesar bagi perusahaan tersebut,” tambah Jason.
Rekomendasi Saham
Jason mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor unggas karena permintaan konsumen akan terus membaik seiring dengan percepatan penyalutan bantuan sosial dan momentum perayaan akhir tahun 2025. Sektor unggas juga memiliki valuasi menarik dengan estimasi price to earning ratio (P/E) sebesar 17 kali pada tahun 2026.
Dus, ia merekomendasikan Add saham CPIN dan JPFA di target harga masing-masing Rp 6.800 dan Rp 2.500 per saham.
Sementara itu, Nafan menyarankan akumulasi beli saham CPIN dengan target harga Rp 5.075 dan add saham JPFA pada target harga Rp 2.980 per saham.
Bunga Turun, Emiten Ramai-Ramai Manfaatkan Fasilitas Kredit Perbankan