Profit Taking, Harga Bitcoin Anjlok Setelah Cetak Rekor

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Pasar aset kripto kembali bergejolak setelah harga Bitcoin mengalami koreksi signifikan pada Senin (18/8/2025). Penurunan ini terjadi setelah mata uang digital dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut sempat mencetak rekor tertinggi di kisaran US$ 124.000 pada Kamis (14/8/2025) pekan lalu.

Berdasarkan pantauan dari Coinmarketcap pada Senin (18/8/2025) pukul 15.14 WIB, Bitcoin diperdagangkan di level US$ 115.212. Angka ini mencerminkan pelemahan sebesar 2,37% dalam 24 jam terakhir dan penurunan lebih dalam hingga 5,29% secara mingguan. Fluktuasi ini menarik perhatian para investor dan pengamat pasar kripto yang mengikuti pergerakan harga Bitcoin.

Menanggapi koreksi ini, Co-founder CryptoWatch sekaligus Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir, menilai bahwa penyebab utamanya adalah aksi ambil untung atau profit taking. “Investor cenderung melakukan profit taking karena pasar merasakan momentum Bitcoin mulai mereda,” jelas Christopher kepada Kontan, Senin (18/8/2025), mengindikasikan adanya pergeseran sentimen di kalangan pelaku pasar kripto.

Harga Bitcoin Merosot Setelah Sentuh Rekor Tertinggi, Ini Penyebabnya

Meskipun terjadi koreksi, Christopher Tahir tetap melihat prospek cerah bagi Bitcoin di masa depan. Namun, ia mengamati adanya rotasi likuiditas di pasar, di mana dana investor kini mulai beralih ke aset kripto lain yang dianggap lebih potensial, seperti Ether. Fenomena ini menunjukkan dinamika pasar yang terus berubah dalam siklus investasi kripto.

Dalam situasi ini, Christopher menyarankan para investor untuk ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan terkait investasi kripto. “Sangat penting untuk memantau perubahan sentimen signifikan yang terjadi di pasar,” tegasnya, menekankan perlunya kewaspadaan terhadap volatilitas harga Bitcoin.

Lebih lanjut, Christopher mencermati bahwa pergerakan harga Bitcoin ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh sentimen risk-on dan risk-off. Sentimen ini dapat bersumber dari berbagai faktor, baik itu kebijakan keuangan, kebijakan tarif, hingga dinamika geopolitik global yang memang memiliki dampak besar pada pasar finansial.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Christopher Tahir masih menargetkan harga Bitcoin dapat kembali menyentuh level US$ 120.000 dalam jangka pendek, mengisyaratkan potensi pemulihan meskipun saat ini sedang terkoreksi.