
Ussindonesia.co.id JAKARTA. Toyota resmi memperkenalkan Veloz Hybrid dalam ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 yang berlangsung pada 21–30 November. Mobil terjangkau yang telah lama dinanti publik ini hadir bersamaan dengan beberapa model kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) lainnya.
Toyota menetapkan harga Veloz Hybrid varian terendah (tipe V otomatis) sebesar Rp 299 juta, berlaku hingga Desember 2025. Angka ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Veloz sebelumnya dijual Rp 297 juta namun hanya tersedia dalam transmisi manual.
Analis CGS Sekuritas Indonesia Handy Noverdanius dalam riset 25 November 2025 menjelaskan, berdasarkan pengecekan ke sejumlah dealer, tidak ada diskon untuk unit Veloz Hybrid. Sementara model lama justru ditawarkan dengan potongan harga sekitar Rp 30 juta atau 9%–10%.
Astra (ASII) Kantongi Restu Pemegang Saham untuk Mengubah Susunan Komisaris-Direksi
Menurut Handy, pengiriman Veloz Hybrid diperkirakan dimulai pada Maret 2026, dan konsumen sudah dapat melakukan pemesanan awal dengan biaya Rp 5 juta. Peluncuran ini diperkirakan akan mengangkat volume penjualan Astra pada tahun depan, mengingat Avanza dan Veloz menyumbang masing-masing 12% dan 3% dari total penjualan Astra pada tahun 2024.
“Dalam kunjungan ke GJAW pada 24 November, tercatat ada 33 mobil penumpang yang dipamerkan. Booth Jaecoo menjadi yang paling ramai, diikuti BYD dan Toyota,” papar Handy dalam riset.
Jaecoo menarik perhatian berkat Jaecoo J5, SUV BEV lima penumpang dengan harga Rp 250 juta–Rp 299 juta yang menyasar pasar mass market. Pengiriman J5 diperkirakan dimulai Februari 2026 untuk model premium dan kuartal II 2026 untuk model standar.
Selain itu, bank-bank kelas menengah tampak agresif menawarkan opsi pembiayaan, dan diskon kendaraan selama acara GJAW terpantau lebih besar dibandingkan di luar acara.
“Beberapa laporan media nasional menyebutkan bahwa Gaikindo dan Kementerian Perindustrian sedang mengusulkan insentif otomotif kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengatasi lemahnya penjualan mobil tahun ini,” terang Handy.
Maybank Menilai Buyback Rp 2 Triliun Berpotensi Dorong Prospek Saham Astra (ASII)
Meski belum ada detail resmi, insentif tersebut diperkirakan mirip dengan kebijakan saat pandemi Covid-19, yaitu penurunan PPnBM untuk kendaraan LCGC yang memenuhi syarat dengan harga Rp 200 juta–Rp 250 juta, kapasitas mesin di bawah 1.500 cc serta kandungan lokal minimal 80%.
Jika insentif tersebut diterapkan, Handy menilai, Astra diyakini menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan. “Kami meyakini bahwa peluncuran Veloz Hybrid dapat membantu Astra mempertahankan penjualan kendaraan roda empat di tengah pasar yang sedang melemah,” ujar Handy. Selain itu jika insentif otomotif disetujui pemerintah, juga berpotensi memberikan dorongan tambahan.
Meski belum memasukkan skenario insentif ke perhitungan, estimasi ini menunjukkan setiap kenaikan 1% penjualan mobil akan meningkatkan laba bersih Astra sekitar 22 basis poin.
“Rekomendasi Add masih kami pertahankan untuk saham Astra berkat momentum peluncuran produk baru dan strategi total shareholder return (TSR),” ujar Handy. Target harga berbasis SOP ditetapkan pada Rp 6.825 dengan estimasi PER 8,2x tahun2027
Ke depan menurut Handy, pemicu re-rating saham meliputi pemulihan daya beli masyarakat yang lebih kuat dari perkiraan.
Hingga akhir tahun ini, Handy memperkirakan pendapatan ASII akan mencapai Rp 339,26 triliun dengan laba bersih Rp 31,3 triliun. Sementara pada tahun 2026 pendapatan dan laba bersih ASII diperkirakan mencapai Rp 344,56 triliun dan Rp 31,88 triliun.
Harga saham ASII ditutup turun 1,53% menjadi Rp 6.450 per saham.