
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencetak kinerja positif sepanjang Januari–September 2025. Kontribusi segmen produk herbal serta segmen makanan dan minuman diproyeksi tetap menjadi penopang utama kinerja SIDO ke depannya.
SIDO mengantongi pendapatan Rp 2,72 triliun sepanjang Januari–September 2025, naik 3,89% secara year on year (yoy). Sedangkan laba bersih SIDO mencapai Rp 818,54 miliar, naik 5,19% yoy.
Rifdah Fatin Hasanah, Research Analyst Ina Sekuritas, mencatat bahwa produk herbal tetap menjadi kontributor utama SIDO. Didukung oleh penjualan Tolak Angin yang lebih kuat selama transisi dari dingin ke panas dan permintaan minyak esensial yang kuat di pasar domestik dan ekspor.
Ini tercermin dalam skor Indeks Merek Unggulan Tolak Angin Care yang naik menjadi 6% (tahun 2024: 4%).
Penjualan makanan dan minuman tumbuh 4% yoy dengan pertumbuhan dua digit pada susu dan kopi. Kinerja minuman energi stabil di tengah iklim yang lebih panas dan aktivitas terkait minyak sawit yang lebih kuat. Sementara itu, penjualan farmasi menurun 2% yoy.
Sido Muncul (SIDO) Optimis Capai Target Pertumbuhan Penjualan 5% pada 2025
“Kami memperkirakan pertumbuhan produk herbal dan makanan dan minuman akan tetap tangguh di kuartal IV-2025, didukung oleh stimulus pemerintah dan faktor musiman,” ujar Rifdah dalam risetnya pada 13 November 2025.
Rifdah menambahkan, pada sembilan bulan pertama 2025, penjualan internasional SIDO tumbuh 23% yoy. Ini membuat penjualan internasional meningkat kontribusinya menjadi 9,7% dari total pendapatan per kuartal III-2025.
SIDO juga terus memperluas jejak globalnya, termasuk Afrika dan Indochina, sambil meluncurkan produk baru untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas.
Helen, Analis Philip Sekuritas Indonesia, menyoroti ekspor yang mempertahankan momentum kuat. Ekspor ke 34 negara tumbuh sebesar 23% yoy sepanjang Januari–September 2025. Malaysia tetap menjadi pasar ekspor terbesar, mewakili sekitar 4% dari penjualan ekspor, diikuti oleh Nigeria dan Filipina, yang masing-masing menyumbang sekitar 1%–2%.
“Ekspansi berkelanjutan dari jejak internasional SIDO menunjukkan peningkatan penerimaan merek dan mendukung strategi diversifikasi jangka panjang perusahaan,” kata Helen dalam risetnya pada 5 Desember 2025.
Selain itu, pada Oktober 2025, SIDO memperluas portofolio kesehatan dan kecantikannya dengan peluncuran C+ Collagen Strawberry Lemonade, yang menargetkan demografi yang semakin sadar akan kesehatan. Peluncuran tersebut memasuki ceruk pasar kesehatan dan kecantikan baru dengan produk yang bebas gula, serta menargetkan konsumen Gen Z dan milenial.
Kinerja Sido Muncul (SIDO) Tunjukkan Pemulihan pada Kuartal III-2025, Ini Kata Analis
SIDO juga memperkenalkan Sido Muncul Natural Mahoni (ekstrak biji mahoni) dan Sido Muncul Natural Sari Daun Salam (ekstrak daun salam). Ini membuat SIDO semakin memperkaya rangkaian herbalnya dan selaras dengan preferensi konsumen yang semakin meningkat terhadap solusi kesehatan alami dan preventif di Indonesia.
Rifdah mencatat gross profit margin (GPM) tetap stabil di 57%. Sementara margin segmen food & beverage (F&B) meningkat menjadi 44% karena biaya bahan baku yang lebih rendah dan penjualan yang lebih kuat. Margin segmen herbal & suplemen serta segmen farmasi melunak menjadi 66% dan 34%.
Berikutnya, operating profit margin (OPM) naik menjadi 38% dibanding per kuartal III-2024 yang 37%. Hal ini karena peningkatan efisiensi. Biaya S&M tumbuh 7% yoy tetapi tetap di 15% dari penjualan, dan A&P stabil di 10%.
“Meskipun ada enam peluncuran produk di sembilan bulan 2025, SIDO mempertahankan pengendalian biaya yang kuat, menjaga net profit margin (NPM) tetap stabil di 30%,” kata Rifdah.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, mengatakan prospek SIDO di awal tahun 2026 kemungkinan akan moderat. Hal ini karena per September 2025, walaupun margin masih stabil, pertumbuhan profitabilitas menurun.
“Tantangan yang dihadapi adalah daya beli masyarakat yang belum pulih dan tekanan kompetisi dari segmen herbal serta operasional yang perlu terjaga disertai inovasi produk SIDO,” ujar Indy kepada Kontan, Rabu (17/12).
SIDO Chart by TradingView
Helen memproyeksikan pendapatan dan laba bersih SIDO tahun 2025 masing-masing Rp 4,13 triliun dan Rp 1,23 triliun. Adapun pada tahun 2024, SIDO mengantongi pendapatan Rp 3,92 triliun dan laba bersih Rp 1,17 triliun.
Helen dan Rifdah merekomendasikan buy saham SIDO dengan target harga masing-masing Rp 690 per saham dan Rp 620 per saham. Sementara Indy merekomendasikan hold saham SIDO dengan target harga Rp 600 per saham.
Rekomendasi tersebut berdasarkan kepemimpinan pasar dalam kategori produk herbal untuk gejala flu, pertumbuhan ekspor yang menjanjikan, dan rasio pembayaran dividen yang tinggi. Risiko utama terhadap rekomendasi itu meliputi fluktuasi harga bahan baku, peningkatan persaingan, dan melemahnya permintaan konsumen.