Sisa Dua Bulan, Kemenkeu Pede Bisa Kejar Target PNBP Rp 477,2 Triliun

Ussindonesia.co.id – Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman mengaku optimistis bahwa realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2025 akan tercapai sesuai dengan target Laporan Semester (Lapsem) yang mencapai Rp 477,2 triliun. Target itu turun dari sebelumnya ditargetkan sebesar Rp 513,6 triliun pada tahun 2025. 

 

Luky menyebut, penurunan target PNBP itu dilakukan seiring dengan adanya kebijakan bahwa penerimaan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak lagi ke Kemenkeu, melainkan langsung kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.  

 

“Tahun ini kita lihat targetnya outlooknya, menurun cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu. Tentunya tadi akibat dari kebijakan baru peralihan penerimaan dividen BUMN yang sekarang dialihkan ke BPI Danantara,” kata Luky dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (24/11). 

 

Sementara itu, Luky membeberkan bahwa hingga akhir Oktober 2025, Kemenkeu mencatat realisasi PNBP mencapai Rp 402,4 triliun, atau mencapai 84,3 persen dari outlook Lapsem 2025. 

 

“Per akhir Oktober kita telah berhasil mengumpulkan Rp 402,4 triliun ini dari sisi persentase sudah mencapai 84,3 persen dari outlook lapsem 2025. Ini masih cukup on track tersisa dua bulan lagi, kita masih cukup optimis bisa tercapai target Rp 477,2 triliun tersebut,” bebernya. 

 

Lebih lanjut, ia merinci meski tercatat hampir memenuhi target PNBP 2025, dari sisi pertumbuhan realisasi ini sifatnya negatif atau terkontraksi sebesar 15,7 persen. Bahkan, jika apple to apple KND-nya atau penerimaan dari dividen BUMN dikeluarkan memang masih terkontraksi sebesar 2,2 persen. 

 

Ia pun menyampaikan bahwa dari realisasi Rp 402,4 triliun, pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) tercatat bisa mengumpulkan sebesar Rp 178,5 triliun. Terdiri dari pendapatan Migas sebesar Rp 81,5 triliun atau turun 13,2 persen secara tahunan. 

 

Sementara itu untuk non migas tercatat sebesar Rp 97 triliun atau turun 0,4 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu. Sedangkan realisasi pendapatan KND tercatat sebesar Rp 11,8 triliun atau terkontraksi sebesar 85,1 persen. 

 

“Pendapatan KND atau pendapatan dari BUMN ini yang turun jauh dari targetnya bisa mencapai Rp 90 triliun, jadi sekarang tinggal Rp 11,8 triliun realisasinya,” jelasnya. 

 

Di sisi lain, Luky menyampaikan bahwa pendapatan PNBP lainnya tercatat sebesar Rp 129,9 triliun atau tumbuh 3,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pendapatan BLU tercatat sebesar Rp 82,2 triliun atau tumbuh 0,7 persen. 

 

Dengan realisasi PNBP hingga akhir Oktober ini, Luky menyampaikan pemerintah akan terus bekerja keras untuk terus menggenjot PNBP di tengah peralihan dividen dari Kemenkeu ke Danantara. 

 

“Jadi bisa terlihat di sini kami berusaha keras bagaimana bisa menutup enggak seluruhnya, mungkin sebagian penurunan dividen tersebut coba kita kompensasi dari jenis PNBP lainnya” tukasnya.