Starlink punya 8 juta pengguna, valuasi SpaceX Rp13,3 kuadriliun saat IPO 2026

Ussindonesia.co.id JAKARTA — SpaceX diperkirakan melakukan IPO pada 2026, dengan valuasi mencapai US$800 miliar atau Rp13,33 Kuadriliun. Nilai jumbo tersebut tidak terlepas dari 8 juta basis pengguna Starlink yang mereka miliki pada November 2025.

Saat ini, penawaran umum perdana SpaceX berhasil mengumpulkan US$25 miliar atau Rp416,5 triliun dari minat para investor.

Dilansir dari Cryptopolitan pada Senin (15/12/2025), CFO perusahaan Bret Johnsen mengonfirmasi perusahaan telah menyetujui kesepakatan di mana investor dapat membeli saham dengan harga $421 atau sekitar Rp7.014.596 per lembar, sehingga meningkatkan nilainya menjadi sekitar US$800 miliar atau Rp13,33 Kuadriliun.

: Starlink Elon Musk: Diandalkan di Indonesia, Ingin Dilumpuhkan di China

Analis industri memperkirakan Starlink mempunyai pendapatan antara US$11,8 miliar atau Rp196,59 Triliun sampai US$15 miliar atau Rp249,90 Triliun di tahun 2025. Pendapatan ini didukung oleh lebih dari 7.500 satelit mereka yang beroperasi di orbit Bumi rendah, yang menjadikannya jaringan satelit terbesar di dunia saat ini.

Sebagai perbandingan, pada Juli 2025 perusahaan tersebut menjual saham seharga US$212 atau sekitar Rp3.531.623 per lembar. Dan memiliki valuasi US$400 miliar atau sekitar Rp6,66 Kuadriliun.

: : China Waswas Starlink Picu Konflik Masa Depan, Misi Lumpuhkan Satelit Musk Dimulai

Valuasi sangat besar ini akan menempatkan SpaceX di antara 20 perusahaan publik terbesar di dunia dan menjadikannya perusahaan rintisan swasta paling berharga di dunia, bahkan melampaui valuasi OpenAI yang baru-baru ini mencapai US$500 miliar atau sekitar Rp8,33 Kuadriliun.

Dalam surat kepada pemegang saham tanggal 12 Desember 2025, Johnsen menyatakan bahwa IPO ini bisa saja mengumpulkan lebih dari US$25 miliar atau Rp416,5 triliun dan kemungkinan terjadi paling cepat pada Juni 2026. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tanggal dan besaran valuasi IPO ini masih belum pasti dan sangat bergantung pada kinerja perusahaan serta kondisi pasar.

: : China Temukan Cara Lumpuhkan Satelit Starlink Elon Musk, Ongkosnya Mahal

Faktor Utama Lonjakan Valuasi SpaceX

Nilai SpaceX meroket tajam terutama berkat kesuksesan bisnis internet satelitnya, Starlink. Layanan ini telah berkembang pesat, dari hanya 1 juta pelanggan pada Desember 2022 menjadi lebih dari 8 juta pelanggan aktif pada November 2025.

Perluasan ini menjadikan Starlink sebagai sumber pendapatan terbesar SpaceX, yang menghasilkan US$7,7 miliar atau Rp128,31 Triliun pada tahun 2024 atau 58% dari total pendapatan perusahaan.

Pendapatan ini didukung pula oleh kontrak pemerintah, termasuk penggunaan versi militer yang disebut Starshield, yang menyumbang sekitar US$2 miliar atau Rp33,33 Triliun di tahun 2024 dan diperkirakan naik menjadi US$3 miliar atau sekitar Rp49,98 Triliun di tahun 2025.

Sebagai pemimpin di pasar peluncuran komersial berkat roket Falcon 9 dan Starship, SpaceX berencana menggunakan modal IPO untuk mendanai ambisi besarnya, yaitu meningkatkan penerbangan Starship, membangun pusat data AI di luar angkasa, membangun Moonbase Alpha, dan mengirim misi ke Mars.

Selain itu, mereka baru-baru ini mengakuisisi lisensi spektrum nirkabel senilai lebih dari US$17 miliar atau sekitar Rp283,20 Triliun untuk memungkinkan koneksi satelit langsung ke ponsel pintar standar, bekerja sama dengan T-Mobile. (Nur Amalina)