Strategi mengamati saham sehat dan menjauhi pom-pom saham

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Pelaku pasar kembali diingatkan untuk tidak terjebak aksi asal-asalan atau hanya fear of missing out alias Fomo saat bertransaksi di pasar saham.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menegaskan pentingnya pemahaman mendalam terhadap analisis fundamental dan teknikal untuk menghasilkan keputusan investasi yang objektif.

Menurut David, banyak investor ritel kerap mengambil keputusan berdasarkan emosi dan tren sesaat, bukan melalui proses analisis yang disiplin. Padahal, analisis fundamental memiliki struktur tahapan yang dapat membantu investor melihat kondisi emiten secara menyeluruh.

: Bos BRI Singgung Kinerja Saham, Begini Pesannya ke Investor

Sebagai pelaku pasar harus memahami tahapan prosesnya. Banyak pelaku pasar menggunakan pendekatan top-down analysis yang mencakup: pasar global, makroekonomi Indonesia, sektor, kesehatan laporan keuangan, profitabilitas, hingga valuasi.

“Jika tahapan ini dijalankan konsisten, analisis akan jauh lebih objektif,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip, Selasa (16/12/2025).

: : Permintaan Ayam Naik Jelang Nataru, Saham Unggas Kembali Dilirik

Ia menambahkan, persepsi bahwa analisis fundamental bersifat lagging sering membuat investor enggan mendalaminya.

Padahal, kata David, kelemahan itu dapat ditutupi dengan mengombinasikannya bersama analisis teknikal.

: : Investor Asing Borong Saham TLKM Hingga ASII pada 2025, Intip Rotasi pada Tahun Kuda Api

Untuk memahami teknikal, ia menyarankan beberapa langkah dasar yang sebaiknya dikuasai investor, mulai dari memahami bentuk-bentuk candlestick, menganalisis tren, mengidentifikasi level support dan resistance, membaca pola grafik (chart pattern), hingga menggunakan indikator teknikal.

“Ketika menemukan saham yang menarik, kombinasikan fundamental dan teknikal menggunakan dua tahapan ini. Dengan begitu, kita akan lebih objektif dan memiliki helicopter view dalam menilai emiten,” jelasnya.

Sementara itu, Analis Senior Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan saham yang sehat, menurutnya, biasanya memiliki fundamental kuat dan likuiditas memadai sehingga kenaikan maupun penurunan harga selalu dibarengi dengan perubahan volume yang konsisten.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya kemampuan investor untuk mengambil keputusan berdasarkan kombinasi analisis fundamental dan teknikal.

Dengan pemahaman yang baik terhadap kedua pendekatan tersebut, investor dinilai dapat terhindar dari jebakan FOMO maupun praktik pom-pom saham atau promosi berlebihan yang kerap dilakukan pihak tak kompeten demi mendorong harga naik secara tidak wajar.

“Pom-pom saham itu hanya hype yang diciptakan pihak yang punya pengaruh tetapi tidak memiliki kompetensi dalam analisa. Investor awam yang belum paham sangat rentan terseret,” katanya.

Ia juga menilai bahwa peningkatan literasi pasar modal menjadi tugas penting Bursa Efek Indonesia.

Edukasi yang lebih intensif dinilai mutlak agar investor lokal dapat lebih cermat membaca risiko, menentukan pilihan saham secara rasional, dan tidak mudah dipengaruhi opini sesaat.

“Ini pekerjaan besar bursa untuk meningkatkan literasi. Pasar modal kita bisa berkembang pesat bila masyarakat memahami dasar-dasarnya dan tidak lagi ikut-ikutan,” katanya.

Dia pun menilai dengan rencana pembentukan Satgas Saham Goreng mendapatkan apresiasi dari pelaku pasar yang menilai langkah ini sebagai upaya penting untuk meningkatkan transparansi dan mencegah praktik manipulasi harga di pasar modal Indonesia.

Satgas tersebut diharapkan menjadi instrumen untuk menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat, terutama bagi investor ritel yang selama ini rentan terjebak euforia sesaat.