
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Pemegang saham individu terbesar PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR), Vincent Ie Kok Hui, melaporkan aksi borong saham FUTR yang dilakukannya pada 26 November 2025. Aksi akumulasi tersebut membuat porsi kepemilikannya naik menjadi 5,67%.
Berdasarkan laporan perubahan kepemilikan saham yang disampaikan Vincent kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 November 2025, ia membeli total 7,88 juta lembar saham FUTR dalam dua kali transaksi, yakni 2,53 juta lembar dan 5,35 juta lembar saham
“Transaksi dilakukan pada harga Rp630 dan Rp635 per lembar dengan tujuan investasi, serta tercatat sebagai kepemilikan langsung,” kata Vincent, di keterbukaan informasi, dikutip Jumat (28/11/2025).
: Rapor Saham Emiten Pemburu Cuan EBT: DSSA, ARCI hingga FUTR
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Vincent naik dari 368,41 juta saham (5,552%) menjadi 376,29 juta saham (5,671%) dari total saham beredar FUTR.
Dengan demikian, ia kini masuk jajaran pemegang saham dengan porsi di atas 5% di perusahaan yang tengah berekspansi agresif di sektor energi baru terbarukan tersebut.
: : Jejak Diversifikasi ARCHI-FUTR Cs dan Godaan Cuan Listrik Bersih
Dalam dokumen yang sama, Vincent juga menegaskan bahwa aksi pembelian ini tidak terkait dengan status pengendali dan semata-mata dilakukan untuk penambahan investasi di FUTR.
Vincent Ie Kok Hui sendiri merupakan pemegang saham terbesar kedua FUTR setelah PT Aurora Dhana Nusantara (Ardhantara). Berdasarkan laporan registrasi pemegang efek per akhir Oktober 2025, Ardhantara menggenggam 2.985.998.000 lembar atau setara 45% kepemilikan, sementara kepemilikan publik tercatat sebesar 49,44%.
: : Futura Energi (FUTR) Tunjuk Mantan Kapolri Sutanto jadi Komut, Fokus ke Proyek Geothermal
FUTR Semakin Agresif di Energi Bersih
Diversifikasi bisnis ke energi bersih membawa PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR) mencatat lonjakan kinerja sepanjang 2025. Per akhir September 2025, perusahaan sukses membukukan laba bersih Rp3,70 miliar, melesat 444,73% year-on-year (YoY) dari Rp680,09 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk. ini kini bertransformasi dari bisnis kreatif menuju sektor energi baru terbarukan (EBT). Dalam rencana strategis jangka panjang 2025–2030, FUTR menargetkan peningkatan kapasitas EBT dengan fokus tenaga surya, geothermal, serta pengembangan carbon credit.
Terbaru, FUTR menandatangani MoU dengan Zhejiang Energy PV-Tech Co., Ltd. dan PT Hypec International pada 21 Oktober 2025 untuk membangun PLTS 130 MW di Bali.
Sementara itu, pengendali perseroan Ardhantara memiliki aset pembangkit listrik panas bumi melalui PT Sejahtera Alam Energi (SAE), yang telah mengantongi PPA 220 MW dengan nilai investasi sekitar US$80 juta.
Ardhantara menyiapkan FUTR menjadi holding energi terbarukan dengan dua anak usaha, yakni PT Hexa Putra Mekanikal (HPM) dan PT Futura Energi Prima (FEP) yang akan menggarap proyek-proyek geothermal, solar, power plant service, hingga efisiensi energi.
Secara pendapatan, FUTR mencatat Rp33,94 miliar per kuartal III/2025, turun 46,51% YoY, tetapi beban pokok pendapatan berhasil dipangkas 59,59% YoY, sehingga mendongkrak profitabilitas.
Manajemen menyebut peningkatan laba terutama ditopang oleh efisiensi biaya serta pergeseran ke segmen bisnis dengan margin lebih besar.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.