
Indeks Wall Street bergerak variatif pada penutupan perdagangan Rabu (3/12), seiring meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Ekspektasi tersebut menguat setelah rilis data tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan.
Mengutip Reuters, Kamis (4/12), Dow Jones Industrial Average tercatat menguat 0,43 persen, sementara S&P 500 hanya naik tipis 0,05 persen. Berbeda dengan keduanya, Nasdaq Composite justru melemah 0,12 persen akibat tekanan pada saham teknologi dan properti.
“Kami berharap dapat melihat rebound lanjutan karena perusahaan-perusahaan yang telah menjadi pemimpin hingga musim panas tampaknya sempat berhenti dan kini memantul dari level support, sehingga ini masih terlihat sangat produktif dan positif untuk sisa tahun ini,” ujar CEO dan manajer portofolio Plumb Funds di Madison, Tom Plumb.
Data terbaru menunjukkan sektor tenaga kerja swasta AS kehilangan 32.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah perkiraan yang memprediksi pertumbuhan 10.000 pekerjaan. Pelemahan ini langsung menekan imbal hasil obligasi pemerintah. Yield obligasi AS tenor 10 tahun turun menjadi 4,073 persen, sementara imbal hasil obligasi 2 tahun bergerak turun ke level 3,5 persen.

Berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan 89 persen peluang Federal Reserve bakal memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang.
“Konsensusnya adalah bahwa Fed akan menurunkan suku bunga minggu depan dan saya tidak melihat alasan untuk mempertanyakan hal itu pada saat ini,” kata Plumb.
Dari sisi kebijakan bank sentral, Presiden Donald Trump menyebut akan mengumumkan kandidat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed pada awal 2026. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, disebut menjadi salah satu nama yang mengemuka.
Di pasar valuta asing, euro menguat hingga mencapai level tertinggi dalam enam pekan didukung data ekspansi aktivitas bisnis zona euro. Sementara itu, indeks dolar AS mencatat penurunan selama sembilan sesi berturut-turut, tertekan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Dolar juga melemah terhadap yen Jepang ke posisi 155,11.