Wall Street ditutup melemah, investor bersiap pantau hasil rapat The Fed

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat yang sebagian besar berada di jalan Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (8/12/2025) waktu setempat. Aksi hati-hati investor seiring akan segera diumumkannya keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Melansir Reuters pada Selasa (9/12/2025), indeks Dow Jones Industrial Average turun 298,74 poin atau 0,63% ke level 47.654,94. Sementara itu, S&P 500 melemah 38,22 poin atau 0,56% ke 6.832,18, dan Nasdaq Composite terkoreksi 107,45 poin atau 0,46% ke posisi 23.470,67.

Pada perdagangan saham individual, perhatian investor tertuju pada aksi akuisisi agresif Paramount Skydance senilai US$108,4 miliar terhadap Warner Bros Discovery yang ditujukan untuk menyalip tawaran Netflix. 

: Surya Semesta (SSIA) Umumkan Sewa Lahan Milik Agrawisesa 178.810 Meter Persegi

Sentimen tersebut mendorong saham Warner Bros Discovery naik 3%. Saham Paramount melesat lebih dari 7% dan menjadi penopang terbesar kenaikan di S&P 500, sementara saham Netflix anjlok lebih dari 4%.

Netflix turut menjadi pemberat utama Indeks S&P 500 sektor Communication Services yang turun 2% dan menjadi sektor dengan pelemahan terbesar dari 11 kelompok industri dalam indeks acuan tersebut.

: : IPO Superbank (SUPA): Seremoni Pencatatan di BEI 17 Desember, Incar Dana Rp2,79 Triliun

Sektor teknologi menjadi satu-satunya sektor yang mencatat kenaikan, menguat 0,5%. Penguatan ditopang saham-saham raksasa seperti Microsoft, Nvidia, dan Broadcom. 

Saham Broadcom menanjak 2% setelah muncul laporan bahwa Microsoft tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan tersebut untuk mengembangkan chip khusus.

: : Pengepul Saham PIK 2 (PANI) Bersiap Dobel Cuan Capital Gain

Harapan pelonggaran suku bunga pada Desember menguat setelah data pekan lalu menunjukkan belanja konsumen meningkat secara moderat menjelang akhir kuartal III/2025. 

Meski demikian, investor masih menanti kejelasan arah kebijakan The Fed ke depan, di tengah kondisi dewan kebijakan bank sentral AS yang disebut sebagai paling terbelah dalam beberapa tahun terakhir.

Chief Market Strategist BMO Private Wealth Carol Schleif menyebut, pasar akan sulit menemukan arah hingga hasil pertemuan The Fed diumumkan.

“Kami baru saja melewati musim laporan keuangan yang sangat kuat, dan dalam empat pekan ke depan tidak ada lagi rilis kinerja. Satu-satunya faktor penentu yang benar-benar dinantikan pasar saat ini adalah The Fed,” jelasnya.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 87% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada Rabu mendatang, meningkat dari sekitar 30% pada November lalu.

Sementara itu, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menambah tekanan terhadap pasar saham. Yield obligasi AS tenor 10 tahun tercatat naik, tak lama setelah terjadinya gempa bumi kuat di lepas pantai Jepang.