Wall Street ditutup melemah, investor pantau saham teknologi dan AI

Indeks Saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Rabu (17/12). Hal ini didorong oleh kekhawatiran akan keberlanjutan saham kecerdasan buatan (AI) dan menekan saham-saham teknologi.

Dikutip dari Reuters, Kamis (18/12), Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 228,29 poin atau 0,47 persen ke level 47.885,97. S&P 500 (.SPX) melemah 78,83 poin atau 1,16 persen ke 6.721,43. Sementara itu, Nasdaq Composite (.IXIC) anjlok 418,14 poin atau 1,81 persen ke 22.693,32.

Saham Oracle (ORCL.N) merosot 5,4 persen setelah sebuah laporan menyebutkan bahwa mitra pusat data terbesar mereka yakni Blue Owl Capital (OWL.N) tidak akan mendukung kesepakatan senilai USD 10 miliar untuk fasilitas barunya.

Selain itu, saham Amazon.com (AMZN.O) juga turun 0,6 persen setelah mereka mengatakan tengah berdiskusi untuk berinvestasi sekitar USD 10 miliar di OpenAI.

Saham Nvidia (NVDA.O) juga turut jatuh 3,8 persen. Sementara saham produsen chip Broadcom (AVGO.O) merosot 4,5 persen. Hal ini membuat indeks saham semikonduktor (.SOX) turun 3,9 persen.

Saham Alphabet (GOOGL.O) juga turun 3,2 persen setelah pemberitaan menyebutkan bahwa salah satu unit Google tengah menjalankan inisiatif baru untuk merespons keunggulan perangkat lunak Nvidia dengan bekerja sama dengan Meta (META.O).

Di sisi lain, dewan direksi Warner Bros Discovery (WBD.O) menolak tawaran akuisisi senilai USD 108,4 miliar dari Paramount Skydance (PSKY.O) dan memilih tawaran mengikat dari Netflix (NFLX.O). Alhasil, saham Netflix naik 0,2 persen sementara saham Paramount dan Warner Bros masing-masing jatuh 5,4 persen dan 2,4 persen.

Pada saat saham teknologi melemah, saham sektor energi justru menguat seiring kenaikan harga minyak mentah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan blokade terhadap seluruh kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang keluar dan masuk Venezuela.

Saham ConocoPhillips (COP.N) dan Occidental Petroleum (OXY.N) masing-masing melonjak lebih dari 4 persen. Jumlah saham yang melemah melampaui yang menguat dengan rasio 1,5 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE).

Adapun 135 saham mencetak level tertinggi baru dan 104 saham mencapai level terendah baru di NYSE. Di Nasdaq, sebanyak 1.496 saham menguat dan 3.162 saham melemah, dengan rasio saham turun terhadap naik sebesar 2,11 banding 1.

S&P 500 mencatat 12 level tertinggi baru dalam 52 pekan dan tidak ada level terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 85 level tertinggi baru dan 175 level terendah baru.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 17,92 miliar saham atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata 16,97 miliar saham untuk sesi penuh dalam 20 hari perdagangan terakhir.