
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Selasa (2/12/2025) waktu setempat ditopang reli sektor teknologi seiring ekspektasi pasar Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pekan depan.
Melansir Reuters pada Rabu (3/12/2025) indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 166,36 poin atau 0,35% ke level 47.455,69. Sementara itu, S&P 500 naik 16,90 poin atau 0,25% ke 6.829,53, dan Nasdaq Composite melonjak 153,75 poin atau 0,66% ke posisi 23.429,67.
Saham Boeing melesat lebih dari 9% dan menjadi kontributor terbesar bagi penguatan Dow Jones, setelah produsen pesawat tersebut memproyeksikan peningkatan pengiriman jet seri 737 dan 787 pada tahun depan.
: Bursa Saham AS di Wall Street Lesu Tertekan Kenaikan Yield Obligasi
Di antara sektor S&P 500, sektor teknologi memimpin penguatan, ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi besar seperti Apple, Nvidia, dan Microsoft yang masing-masing naik sekitar 1%. Saham Intel juga melonjak hampir 8%.
Secara keseluruhan, indeks utama Wall Street berada di jalur mencatatkan penguatan keenam dalam tujuh sesi terakhir.
: : Arah Wall Street Pekan Ini: Investor Pantau Sektor AI dan Data Ekonomi
Pada Senin (1/12/2025) lalu, pasar saham sempat terkoreksi menyusul data manufaktur yang lemah, lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS seiring kenaikan yield obligasi Jepang, serta penurunan harga bitcoin dan saham terkait kripto.
Minimnya rilis data ekonomi pada Selasa membuat tekanan di pasar obligasi mereda, sementara bitcoin kembali menguat. Kondisi ini mendorong pemulihan terbatas di pasar saham seiring perhatian investor beralih ke arah kebijakan The Fed.
: : Wall Street Lanjut Reli, Ditopang Sektor Teknologi dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Investment Strategist Baird, Ross Mayfield menyebutm kedua faktor itu kemungkinan memicu volatilitas ringan di pasar di saat nyaris tidak ada katalis sampai keputusan The Fed.
“Di sisi lain, saya melihat sinyal positif dari data konsumsi pada periode Black Friday dan Cyber Monday. Saya merasa lebih nyaman melihat kekuatan belanja konsumen, ketimbang fokus pada dinamika yield obligasi dan bitcoin yang sifatnya sementara,” lanjutnya.
Data terbaru menunjukkan perekonomian AS mulai mendingin secara bertahap. Para pembuat kebijakan sebelumnya mengimbau kehati-hatian dalam memangkas suku bunga, seraya mengingatkan potensi tekanan inflasi yang bisa kembali muncul.
Namun, pernyataan sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir justru meningkatkan ekspektasi pasar akan adanya penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral Desember ini.
Berdasarkan CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin kini mencapai 89,2%, naik tajam dibandingkan peluang 63% sebulan lalu.
Rilis data indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat — indikator inflasi utama acuan The Fed — diperkirakan akan memperjelas arah kebijakan bank sentral pada pekan depan.
Di sisi lain, pasar juga mencermati sosok yang bakal menggantikan Ketua The Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir tahun depan.
Sejumlah laporan menyebut Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menjadi kandidat terkuat. Presiden AS Donald Trump pada Selasa menyatakan akan mengumumkan pilihannya pada awal tahun depan.