
Ussindonesia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak dan sudah melonjak 22,28% sejak awal tahun. Kinerja ini menjadi yang tertinggi kedua di ASEAN, berada tepat di bawah VN-Index Vietnam yang melesat 38,44%.
Namun, reli IHSG bukan ditopang kinerja keuangan emiten. Tahun ini, laba bersih perusahaan tercatat justru melemah. Mandiri Sekuritas memperkirakan laba emiten yang mereka pantau akan terkontraksi 11,6% pada 2025.
Head of Strategy and Equity Analyst Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menjelaskan, laju IHSG lebih banyak digerakkan faktor likuiditas.
IHSG Diproyeksi Rebound Hari Ini (10/12), Cek Rekomendasi Saham Berikut
Kebijakan moneter longgar, pemangkasan suku bunga BI, serta tambahan dana dari jatuh temponya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) ikut mengalirkan likuiditas ke pasar saham. S
elain itu, perpindahan dana saldo anggaran lebih (SAL) Kementerian Keuangan ke perbankan turut memperbesar suplai uang.
“Masuknya likuiditas membuat valuasi IHSG terlihat lebih murah dibanding aset lain. Investor melihat pasar saham sebagai cerminan masa depan,” ujar Adrian, Selasa (9/12).
Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty, menambahkan, pelemahan earning per share (EPS) tahun ini sudah masuk hitungan pasar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga global, terutama The Fed, ikut mendorong minat investor ke aset berisiko di negara berkembang.
“Arus modal kembali masuk ke emerging market, termasuk Indonesia,” ujarnya.
Arinda menilai stabilitas makro domestik, inflasi terkendali dan kebijakan fiskal ekspansif untuk 2026, membuat pasar lebih percaya diri. Menurut dia, pelaku pasar sedang “mendiskon masa depan”, bukan terpaku pada lemahnya laba saat ini.
IHSG Menguat pada Perdagangan Rabu (10/12) Pagi, BUMI, EXCL, ISAT Top Gainers LQ45
Secara valuasi, IHSG diperdagangkan pada price to earnings ratio (PER) 15,83 kali dan price to book value (PBV) 2,5 kali. PER IHSG masih lebih rendah dibanding bursa China, Taiwan, dan Jepang, meski telah berada di atas Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Mandiri Sekuritas memperkirakan pemulihan kinerja emiten akan mulai terlihat tahun 2026. Adrian memproyeksikan laba bersih perusahaan yang mereka pantau tumbuh 14,2%, dengan pendapatan naik 7,8%.
Direktur Utama RHB Sekuritas, Thomas Nugroho, juga memprediksi pemulihan solid akan terjadi pada 2026–2027. RHB memperkirakan laba bersih emiten akan tumbuh 10% pada 2026, dipimpin sektor keuangan terutama perbankan yang berpeluang naik 11,7% secara tahunan. Sektor konsumen non-siklikal juga diproyeksikan tumbuh 10,1%.
Kinerja Emiten Diproyeksikan Tertekan Pada 2025, Ini Penjelasan IHSG Masih Melaju
“Sektor energi dan barang konsumen siklikal juga menunjukkan kinerja baik, menciptakan pendapatan yang lebih terdiversifikasi dan memperkuat keyakinan terhadap pemulihan pasar,” kata Thomas.