Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dalam dua hari terakhir merupakan dinamika pasar yang wajar. Menurutnya, fluktuasi di pasar modal adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem investasi, bahkan dibutuhkan oleh para pelaku pasar untuk menciptakan ritme perdagangan dan membuka peluang transaksi yang menguntungkan.
Pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2025), IHSG memang terkoreksi signifikan, turun 209,10 poin atau 2,57 persen ke level 7.915,65. Pelemahan ini, lanjut Purbaya, utamanya dipicu oleh sentimen global yang kurang kondusif, terutama mencuatnya kembali potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. “Kan enggak apa-apa. Kalau orang bursa atau broker, kalau indeksnya naik terus, mereka justru rugi. Mereka enggak bisa trading. Begitu juga kalau indeks flat atau turun terus. Yang ideal itu naik-turun, fluktuatif, supaya mereka bisa ambil untung di tengah-tengah,” jelas Purbaya di Kementerian Keuangan.
Purbaya menjelaskan lebih lanjut bahwa volatilitas pasar, seperti yang terjadi pada IHSG, justru merupakan celah strategis yang sering dimanfaatkan oleh pelaku pasar besar, termasuk para broker. Mereka menggunakan momentum fluktuasi untuk menerapkan strategi jual-beli yang optimal, mencari keuntungan di tengah pergerakan harga. Menurut Purbaya, selama masih dalam batas kewajaran, fluktuasi IHSG bukanlah sinyal negatif, melainkan bagian integral dari mekanisme pasar yang sehat. Ia bahkan menyindir dinamika pemberitaan pasar internasional. “Kalau Anda lihat Bloomberg TV itu selalu begitu nanti dua minggu beritanya jelek, dua minggu lagi bagus, dua minggu lagi jelek, terus dua minggu lagi bagus. Kadang-kadang saya mikir kenapa enggak dijadiin satu, itu kontradik langsung,” ujarnya.
Namun demikian, Purbaya menegaskan bahwa prioritas pemerintah bukanlah pada pergerakan IHSG dalam jangka pendek. Fokus utama pemerintah adalah memperkuat fundamental ekonomi nasional, sehingga pasar keuangan dapat berdiri di atas fondasi yang kokoh dan stabil untuk jangka panjang. “Yang penting itu, apakah perbaikan yang sedang kita lakukan ini benar-benar sustain atau cuma jadi omongan doang. Yang kita kerjakan saat ini adalah memperbaiki fundamental perekonomian. Kalau ekonomi riilnya tumbuh, kinerja korporasi juga akan membaik. Dan dari situ, harga saham akan naik secara alami,” tegasnya, menggarisbawahi komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melengkapi gambaran dinamika pasar, data dari RTI mencatat bahwa meskipun IHSG sempat menunjukkan penguatan sesaat pada awal perdagangan, indeks kemudian terjun bebas dan bertahan di zona merah sepanjang hari, keluar dari level psikologis 8.000-an. Pada hari tersebut, level tertinggi IHSG tercatat di 8.140,59, sementara level terendah mencapai 7.854,31. Aktivitas investor cukup tinggi dengan total transaksi yang dibukukan mencapai Rp28,55 triliun, melibatkan volume perdagangan sebesar 40,27 miliar lembar saham, dan frekuensi perdagangan mencapai 2,6 juta kali. Rincian pergerakan saham menunjukkan 116 saham mengalami penguatan, 598 saham melemah, dan 94 saham lainnya stagnan tanpa perubahan signifikan.
Menkeu Purbaya: Wapres Gibran Dukung Saya Ngomong Ceplas Ceplos!