
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Saham PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) melaju hijau setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka suspensinya pada Jumat (26/9/2025). Emiten konstruksi langsung melejit 34,31% ke level Rp184 per saham pada awal perdagangan sesi I.
Mengutip RTI Business, saham KOKA terpantau menyentuh auto rejection (ARA) atas usai naik 47 poin atau 34,31% ke level Rp184 per lembar hingga pukul 09.10 WIB. Dalam sebulan terakhir, saham KOKA juga telah melonjak 84% dan sepanjang tahun berjalan 2025, saham KOKA telah terbang 183,08%.
Sebanyak 7,18 juta lot saham KOKA diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,32 miliar. Saham KOKA memiliki kapitalisasi pasar Rp392 miliar.
: KOKA Klarifikasi Rencana Akuisisi yang Dituding BEI Langgar Lock Up Saham
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka suspensi perdagangan saham KOKA pada 26 September 2025. Keputusan tersebut merujuk pada Pengumuman Bursa Peng-UPT-00007/BEI.PP1/09-2025 tanggal 25 September 2025.
Dalam keterangannya, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono mengumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham KOKA di pasar reguler dan pasar tunai akan dibuka kembali mulai sesi Pra-Pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (26/9/2025).
: : Deretan Emiten Mini Bakal Diakuisisi hingga Ganti Pengendali, dari AMMS, OLIV, hingga KOKA
Sebelumnya, BEI melakukan suspensi perdagangan atas KOKA pada perdagangan 18 September 2025, akibat dugaan pelanggaran komitmen untuk mempertahankan pengendalian sebagaimana tertuang dalam prospektus IPO perseroan.
“Mempertimbangkan hal tersebut serta dalam rangka menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di pasar reguler dan pasar tunai terhitung sejak sesi pra-pembukaan perdagangan efek tanggal 18 September 2025,” tulis BEI dalam pengumuman, dikutip Jumat (19/9/2025).
: : Pengendali KOKA Langgar Komitmen IPO, BEI Gembok Saham
Klarifikasi KOKA
Manajemen PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) akhirnya memberikan klarifikasi kepada Bursa Efek Indonesia menyusul rencana akuisisi mayoritas saham perseroan oleh perusahaan China yang berujung pada suspensi saham.
Polemik itu berawal dari keterbukaan informasi yang disampaikan KOKA pada 16 September 2025. Dalam dokumen itu, Direktur Utama KOKA Gao Jing menyampaikan bahwa Ningbo Lixing Enterprise Management Co. Ltd. (NLEM) berencana mengakuisisi 63,5% saham yang disetor dan diedarkan PT Koka Indonesia Tbk.
Dengan porsi saham sebesar itu, Ningbo Lixing akan menjadi pemegang saham pengendali baru PT Koka Indonesia Tbk. Akibatnya, Gao Jing selaku pemilik manfaat dan pengendali KOKA dinilai BEI melanggar komitmen dalam prospektus penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) untuk mempertahankan pengendali minimal 5 tahun sejak Oktober 2023.
Mempertimbangkan faktor tersebut, BEI memutuskan menghentikan sementara atau suspensi perdagangan efek KOKA sejak 18 September 2025.
Terkait dengan perkembangan tersebut, Sekretaris Perusahaan Koka Indonesia Muhammad Fikri Adzkiya menyampaikan penjelasan tambahan dan klarifikasi kepada BEI.
Menurutnya, rencana akuisisi perseroan oleh Ningbo Lixing masih dalam tahap rencana dan pembahasan lebih lanjut dan sampai hari ini belum memiliki dasar hukum yang bersifat mengikat (non-legal binding).
Dia menyebut jumlah saham KOKA yang akan diakuisisi Ningbo Lixing sebanyak 63,5% masih bersifat rencana dan belum final.
Fikri menekankan bahwa perseroan dan Ningbo Lixing telah memahami dan menyadari ketentuan yang berlaku tentang kewajiban lock up pengendali utama KOKA Go Jing.
“Dengan ini kami klarifikasi bahwa kehadiran NLEM tidak serta merta sebagai pengendali baru tunggal menggantikan pengendali lama, tetapi hadir bersama dengan pengendali lama yang telah ada,” ungkapnya.
Nantinya, kata Fikri, apabila rencana akuisisi oleh Ningbo Lixing telah disetujui oleh BEI dan/atau badan otoritas lainnya, maka pemilik manfaat dan pengendali perseroan adalah Gao Jing dan NLEM secara bersama-sama.
“NLEM juga telah menyatakan kesediaannya untuk melakukan lock up bersama-sama dengan pengendali utama perseroan saat ini yakni Gao Jing.”
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.