
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan realisasi penyaluran insentif likuiditas makroprudensial (KLM) hingga pekan pertama November 2025. Insentif ini diarahkan untuk menggenjot pertumbuhan/pembiayaan kredit perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan hingga pekan pertama November 2025, total insentif yang disalurkan otoritas moneter mencapai Rp404,6 triliun.
“Hingga minggu pertama November 2025, total insentif KLM mencapai Rp404,6 triliun,” kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil RDG Bulanan November 2025, Rabu (19/11/2025).
: Klarifikasi Bos BI soal Kehadiran Wamenkeu Thomas Djiwandono di RDG November 2025
Dari total insentif yang disalurkan, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) mendapat insentif terbesar di antara kelompok bank lainnya. Perinciannya, total insentif yang disalurkan BI ke BUSN sebesar Rp179,9 triliun.
Kemudian, insentif kepada BUMN sebesar Rp179,4 triliun, diikuti Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp39,3 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp6 triliun.
: : Purbaya Agresif Guyur Himbara, Kredit Nganggur Justru Menggunung
Secara sektoral, Perry menyebut bahwa insentif tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yakni sektor Pertanian, Perdagangan dan Manufaktur, sektor Real Estate, Perumahan Rakyat, dan Konstruksi, sektor Transportasi, Pergudangan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM, Ultra Mikro, dan Hijau.
Adapun otoritas moneter telah memperkuat implementasi KLM yang berbasis kinerja dan berorientasi ke depan. Kebijakan ini mulai berlaku efektif mulai 1 Desember 2025.
: : Kredit Bank Tumbuh Melambat 7,36% Oktober 2025, Kredit Nganggur Rp2.450,7 Triliun!
Perry menuturkan, insentif likuiditas diberikan kepada bank yang berkomitmen menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu (lending channel) dan menetapkan suku bunga kredit/pembiayaan yang sejalan dengan arah suku bunga kebijakan Bank Indonesia (interest rate channel).
Dia memperkirakan, implementasi penguatan KLM dapat memberikan tambahan insentif likuiditas dari insentif KLM saat ini.
“Implementasi penguatan KLM tersebut diprakirakan dapat memberikan tambahan insentif likuiditas sekitar Rp18,5 triliun dari insentif KLM saat ini,” pungkasnya.