Begini dampak banjir dan longsor di Sumatra terhadap kebun sawit LSIP dan ANJT

Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Sejumlah emiten perkebunan kelapa sawit buka suara terkait dampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

Bencana yang hingga Selasa (16/12/2025) telah menelan lebih dari 1.030 korban jiwa itu turut memicu perhatian pasar terhadap keberlangsungan operasional perusahaan di wilayah terdampak.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) memastikan dampak bencana terhadap kebun perseroan relatif terbatas. Corporate Secretary LSIP, Fajar Triadi, menyampaikan bahwa area perkebunan yang terdampak genangan air di Sumatra Utara kurang dari 2% dari total luas lahan perusahaan di wilayah tersebut.

Banjir Sumatra 2025? Ini Data Lengkap Luas Kebun Sawit Resmi BPS

“Area yang terdampak genangan air di bawah 2% dari total luas lahan perkebunan perseroan di Sumatra Utara dan kondisinya terus membaik. Hal ini tidak berdampak signifikan terhadap aspek finansial, fasilitas produksi, maupun kegiatan operasional perseroan,” ujar Fajar dalam keterbukaan informasi tertanggal 10 Desember 2025.

  LSIP Chart by TradingView  

Ia menambahkan, LSIP terus memantau perkembangan di lapangan guna mengantisipasi risiko lanjutan serta memastikan kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan yang bertugas di area kebun.

Sementara itu, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) memiliki kebun kelapa sawit di Sumatra Utara melalui anak usaha PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) di Binanga dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJAS) di Padang Sidempuan.

Manajemen ANJT melaporkan, operasional Kebun ANJA tetap berjalan normal dan tidak terdampak banjir maupun longsor. Seluruh aktivitas produksi di lokasi tersebut berlangsung seperti biasa.

Penegakan Lingkungan Pascabanjir, KLH Segel Kebun Sawit PT TBS di Tapanuli Tengah

Adapun Kebun ANJAS sempat mengalami gangguan operasional akibat curah hujan tinggi, genangan air di beberapa area kebun, serta longsor di sejumlah titik jalan poros ANJAS–Padang Sidempuan yang menghambat distribusi logistik.

“Meskipun demikian, seluruh fasilitas seperti perumahan karyawan, gudang, pabrik kelapa sawit, kantor kebun, dan klinik berada dalam kondisi aman. Seluruh karyawan dan staf juga dipastikan selamat dan sehat,” kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan ANJT, Hilman Lukito, dalam keterbukaan informasi 10 Desember.

  ANJT Chart by TradingView  

Berdasarkan evaluasi awal, Hilman menegaskan dampak kejadian tersebut terhadap pendapatan perseroan diperkirakan tidak bersifat material. Jalan poros utama telah selesai diperbaiki pada 2 Desember, sehingga distribusi logistik kembali normal. 

Operasional kebun dan pabrik kelapa sawit juga mulai berjalan kembali sejak 3 Desember, seiring pulihnya pasokan listrik PLN di area kebun.

Saat ini, ANJT masih melakukan perbaikan lanjutan pada sejumlah infrastruktur internal, seperti jalan produksi dan jembatan penghubung antarblok, guna memastikan kegiatan operasional kembali optimal. 

Menteri LH: Log Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera Berasal dari Pembukaan Kebun Sawit

Perseroan menegaskan tidak ada perubahan strategi pasokan dan logistik, termasuk kebutuhan relokasi produksi atau pengalihan jalur distribusi secara permanen.

Di sisi lain, ANJT juga memastikan aspek keselamatan karyawan tetap menjadi prioritas utama. Melalui ANJAS, perseroan menyalurkan bantuan sembako kepada karyawan serta memberikan dukungan tanggap darurat dan program CSR bagi masyarakat sekitar wilayah terdampak.

“Perseroan terus melakukan perbaikan infrastruktur internal yang terdampak untuk menjaga kelancaran operasional dan memastikan kegiatan usaha berjalan secara aman dan berkelanjutan,” tutup Hilman.