Target harga saham PTRO usai emiten Prajogo caplok Grup Hafar hingga HBS

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) sepanjang 2025 ini gencar melakukan ekspansi bisnis melalui akuisisi. Kinerja keuangan perseroan dalam dua tahun ke depan ditaksir akan tumbuh signifikan. Hal ini yang membuat analis merekomendasikan buy untuk PTRO dengan target harga yang telah disesuaikan.

Melansir Bloomberg Terminal, empat analis (100%) merekomendasikan buy PTRO dengan target harga Rp15.050, mencerminkan potensial return 40% dari harga Rp10.750. Konsensus menilai saham PTRO masih memiliki ruang pertumbuhan, yakni level harga tersebut telah mencerminkan lompatan 305,3% dalam 12 bulan terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/12), PTRO turun 0,69% ke Rp10.775.

Salah satu yang merekomendasikan buy PTRO adalah Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap. Dalam risetnya yang terbit 8 Desember 2025, Juan mengatakan bahwa sejalan dengan laba yang diperkirakan mulai mengalami akselerasi sejak 2026 serta perbaikan return on equity (ROE), pihaknya menilai PTRO masih memiliki ruang re-rating harga saham yang signifikan.

: Petrosea (PTRO) Raih Kontrak EPC dari Aster di Singapura Senilai Rp485,4 Miliar

“Ini juga sejalan dengan potensi masuknya saham ini ke dalam indeks MSCI big cap. Oleh karena itu, kami merekomendasikan spekulatif buy dengan target harga Rp17.000, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 58%,” ujar Juan dikutip Sabtu (20/12/2025).

Juan mengatakan bahwa peluang PTRO merealisasikan proyeksi kinerja keuangan ke depan akan terganjal oleh sejumlah tantangan utama, yaitu keterlambatan eksekusi proyek dan risiko regulasi.

: : Petrosea (PTRO) Bentuk Anak Usaha Baru di Bidang Layanan Kesehatan

Pihak lain yang menyematkan rekomendasi buy untuk PTRO adalah Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Dennis Tay dan Tristan Elfan. Dalam riset yang terbit 3 Desember 2025, sekuritas melakukan re-rating saham PTRO dari target harga Rp10.000 menjadi Rp13.100.

Kenaikan target harga tersebut didorong oleh pandangan positif terhadap prospek pertumbuhan PTRO yang ditopang oleh akselerasi pendapatan dari segmen Engineering, Procurement, Construction and Installation (EPCI) usai akuisisi Grup Gafar dan Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL).

: : Perusahaan Haji Robert Lanjut Lepas 2,23 Juta Saham Petrosea (PTRO)

“Risiko penurunan tetap berasal dari potensi lebih lambatnya ramp-up proyek EPCI serta tantangan integrasi SBPL yang dapat menahan realisasi laba jangka pendek,” tulis sekuritas.

Hasil riset tersebut mengestimasi bahwa segmen EPCI akan memberikan dorongan laba yang lebih kuat pada kuartal IV 2025, sehingga memungkinkan PTRO mendekati proyeksi kinerja 2025 yang dirilis sekuritas.

Henan Putihrai Sekuritas meramal pendapatan PTRO di akhir 2025 mencapai US$976,4 juta dan bertambah menjadi 1,32 miliar pada 2026. Dari bottom line, PTRO diprediksi meraup laba bersih US$42,1 juta di akhir tahun ini, dan meningkat pesat menjadi US$71,2 juta pada tahun buku 2026.

Adapun, PTRO pada 21 November 2025 melalui anak usahanya, Petrosea Services Solutions Ltd., menyelesaikan proses pengambilalihan 60% saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) dari TCAL Engineering Pte. Ltd. Nilai akuisisi ini sebesar SGD10,3 juta, atau sekitar US$8,03 juta.

Sebelumnya pada 1 Agustus 2025, PTRO juga telah menandatangani Conditional Share Sale and Purchase Agreement sehubungan dengan pembelian seluruh saham HBS (PNG) Limited & anak usahanya (Grup HBS) dengan total nilai transaksi sebesar AU$40 juta, atau sekitar US$ 25,76 juta.

Masih dalam Agustus 2025, PTRO mengumumkan akuisisi perusahaan yang bergerak di sektor EPCI, Hafar Group bersama dengan emiten afiliasi Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Dalam akuisisi ini, PTRO mengakuisisi 51% saham Grup Hafar melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan RAJA mencaplok porsi 49%.

Direktur PT Petrosea Tbk. Ruddy Santoso, mengatakan akuisisi HBS dan Hafar Group diestimasi akan mendongkrak peningkatan pendapatan perseroan 13% secara tahunan atau year on year (YoY) dan pertumbuhan EBITDA 12% pada 2026.

“EBITDA margin setelah akuisisi diharap meningkat menjadi 22% pada 2026. Ini sejalan dengan margin HBS dan Hafar, standalone yang diharapkan berada di level 30-34% pada 2026,” ujar Ruddy dalam public expose secara daring, Senin (6/10/2025).

____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.