Freeport Indonesia Minta Izin Divestasi Saham 12% Dipercepat, Ini Alasannya

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Utama Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas memastikan bahwa divestasi atau pertambahan saham Indonesia di PTFI sebesar 12% terjadi setelah tahun 2041.

Meski pertambahan terjadi setelah 2041, Tony menyebut penandatanganan atau kepastian terhadap divestasi perlu dilakukan secepatnya. 

“Jadi sesuai dengan pembicaraan dengan pemerintah, terjadi kesepahaman adalah bahwa pertambangan ini akan bisa diperpanjang dengan peraturan yang ada, yaitu sampai life of mine (masa pakai tambang) atau sepanjang seumur tambang,” ungkap Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (24/11/2025).

Tony menambahkan, Freeport akan divestasi tambahan saham di 2041. “Tapi diperjanjikan dari sekarang,” tambah dia.

Pacu daya Saing, Pabrik TRK Sudah Terapkan Teknologi Katup

Lebih lanjut Tony bilang, menuju tahun 2041, Freeport membutuhkan waktu untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut untuk menghindari depleting tambang atau proses penyusutan usai terjadinya kegiatan eksploitasi.

“Kalau komitmen untuk kepastiannya sih lebih cepat, lebih bagus. Sehingga kita bisa mulai eksplorasi, karena eksplorasi ini akan prosesnya panjang yaitu eksplorasi detail, 3-4 tahun. Lalu silakukan design enjinering 3 tahun-4 tahun, kemudian feasibility study 3 tahun-4 tahun,” jelas Tony.

Di samping itu, Freeport memerlukan waktu melakukan pembangunan terowongan-terowongan tambang untuk mencapai cadangan baru.

“Jadi kira-kira itu, lebih cepat lebih bagus, sehingga kira-kira agar tidak terjadi depleting, mendekati produksi 2041 sesuai dengan IUPK kita sekarang,” jelasnya.

Sebelumnya, dalam catatan Kontan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menjelaskan bahwa divestasi atau pertambahan saham Indonesia pada PTFI sebesar 12% memang akan terjadi setelah 2041.

Siloam Hospitals Tingkatkan Akses Kesehatan dengan MRCAC

“Atas arahan perintah bapak Presiden Prabowo, kita menambah 12% dan divestasi ini nilainya sangat kecil sekali. Nah, tapi ini (divestasi) terjadi setelah 2041,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (24/10/2025).

Bahlil menambahkan, dirinya telah berbicara Tony Wenas bahwa usai insiden longsor yang terjadi di tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025 lalu.

“Saya tadi malam berbicara dengan Pak Tony Wenas. Sudah bisa kita memulai produksinya. Tapi saya katakan, kita audit total dulu, insyaallah dalam bulan depan sudah ada tanda-tanda perbaikan,” jelasnya.