Ussindonesia.co.id , SOLO – Keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (17/9/2025) hampir bulat, dengan hanya satu suara berbeda (dissent) dari anggota baru Dewan Gubernur Stephen Miran.
Dalam konferensi pers usai pengumuman pemangkasan suku bunga, Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan struktur FOMC mencegah satu anggota memiliki pengaruh berlebihan.
“Komite ini memiliki 19 peserta, dengan 12 di antaranya memiliki hak suara secara bergiliran. Satu-satunya cara bagi seorang anggota untuk mengubah arah adalah dengan sangat meyakinkan anggota lain,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Kamis (18/9/2025).
: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Dua Kali Lagi di Sisa 2025
Stephen Miran sendiri merupakan orang dekat Presiden AS Donald Trump yang baru dilantik sehari sebelumnya untuk posisi sementara di The Fed. Miran memilih pemangkasan lebih besar sesuai dengan desakan Trump selama berbulan-bulan.
Namun, Gubernur Christopher Waller dan Michelle Bowman—yang sebelumnya mengajukan dissent dovish pada Juli—tidak melakukan hal serupa kali ini.
: : Harga Emas Lesu Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
“Jelas sekali Powell berhasil menyatukan suara,” ujar Diane Swonk, Kepala Ekonom KPMG, dalam wawancara dengan Bloomberg TV.
Gedung Putih saat ini mempertimbangkan Waller dan Bowman sebagai kandidat pengganti Jerome Powell ketika masa jabatannya sebagai Ketua The Fed berakhir pada Mei mendatang. Keduanya merupakan gubernur yang diangkat Trump pada periode pertama pemerintahannya.
: : Bos The Fed Tegaskan Tak Ada Dukungan untuk Pemangkasan Suku Bunga hingga 0,5%
Sementara itu, Miran mengambil cuti tanpa bayaran dari posisinya sebagai Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih untuk mengisi kursi sementara di The Fed yang akan berakhir pada Januari 2026.
Penunjukan ini memicu kekhawatiran bahwa keputusan kebijakan moneter The Fed semakin bernuansa politik, mengingat Trump terus mendesak pemangkasan bunga dalam skala besar.
Sejauh ini, The Fed cenderung mengabaikan tekanan tersebut dengan menahan bunga acuan selama delapan bulan pertama tahun ini demi mengantisipasi risiko inflasi akibat tarif impor yang diberlakukan Trump.