BI dan Pemprov Jatim Genjot Investasi Daerah Lewat EJIF, Tawarkan 20 Proyek Bernilai Rp76 Triliun

Ussindonesia.co.id , SURABAYA – Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap solid dan berkelanjutan, berbagai program untuk menarik dan mempromosikan investasi harus dikuatkan melalui sinergi dengan berbagai pihak.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia memegang peranan vital untuk menjaga keunggulan infrastruktur yang lengkap dan iklim investasi di Jawa Timur. 

Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar East Java Investment Forum (EJIF) mulai 21-22 Oktober 2025 di Surabaya, yang diselenggarakan sebagai cerminan sinergi yang kokoh dalam mendukung dan meningkatkan realisasi nilai investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

: 82,2% Warga Jatim Puas dengan Kinerja Satu Tahun Prabowo-Gibran

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim mengatakan bahwa gelaran EJIF tidak hanya sekadar seremonial belaka. Namun, sebagai bukti nyata dalam penguatan kerja sama dalam mendukung perekonomian melalui peran investasi. 

“Kami dari Bank Indonesia melihat bahwa kalau kita bedah di angka PDRB, komponen investasi di Jawa Timur memang tinggi sekali. Ada sekitar 27%. Nah, untuk mendukung pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan, porsi investasi ini harus kita jaga betul agar tetap tinggi,” ungkap Ibrahim kepada awak media, Rabu (22/10/2025).

: : Transaksi Pasar Modal di Jatim Tembus Rp539 triliun

Melalui forum EJIF 2025, Ibrahim menyebut bahwa pihaknya ingin memastikan agar Provinsi Jawa Timur tetap masuk dalam radar para investor yang potensial di dalam maupun luar negeri. Ia menambahkan bahwa EJIF 2025 dihadiri lebih dari 150 investor dalam dan luar negeri, termasuk para pemodal asal Australia, Belanda, Britania Raya, India, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, Oman, dan Tunisia.

“Jadi radar investasi itu mereka selalu melihat negara mana, provinsi mana, mereka selalu membandingkan potensi yang bisa dituju daerah tersebut. Nah, yang pertama kami memastikan investasi di Jawa Timur masih masuk di radar investor di luar negeri maupun dalam negeri,” tegas Ibrahim.

: : Transaksi Misi Dagang Jatim-Sulteng Tembus Rp1,542 Triliun

Selanjutnya, Ibrahim juga ingin mengajak 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur untuk dapat menggarap berbagai potensi yang terkandung di masing-masing wilayah. Terdapat 20 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO), tujuh Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus, dan berbagai proyek potensial lainnya dengan nilai investasi mencapai Rp76 triliun. 

“Yang kedua adalah ingin mengajak semua pihak baik itu pemkab dan pemkot ya, untuk memastikan potensi-potensi investasinya tetap digarap untuk di terus ditingkatkan. Ada KI/KEK Ini kan potensi-potensi luar biasa, bisa plug and play, langsung jalan seperti itu. Jadi sekali lagi itu yang kami harapkan, forum investasi ini bisa tetap mendorong pertumbuhan Jawa Timur tinggi dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang hadir langsung dan memberikan arahan di hadapan calon investor, pemilik proyek investasi, bupati/walikota di Jawa Timur, perwakilan pengusaha, dan perbankan menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama 38 kabupaten/kota berkomitmen untuk mendukung investasi. 

“Peraturan Daerah kami siapkan untuk memastikan iklim investasi yang kondusif dan kemudahan dalam berusaha. Gubernur Jawa Timur bersama Kapolda Jawa Timur serta 38 bupati/walikota telah berkomitmen dalam gerakan anti premanisme,” tegas Emil.

Melalui forum tersebut, Emil berharap potensi-potensi investasi di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Timur dapat dilirik oleh para investor dalam maupun luar negeri. Baik itu IPRO dan berbagai kawasan industri lainnya yang dapat digunakan sebagai tempat melaksanakan proyek-proyek investasi tersebut.

“Investor bisa dengan mudah bertemu langsung dengan potensi-potensi investasi. Apakah project-nya, misalnya ada project-project yang IPRO, project ready to offer, ada kawasan-kawasan industri. Mereka kalau sudah punya project sendiri, tapi perlu tempat bisa ke kawasan industri. Bisa juga melihat project-project yang memang belum dikategorikan IPRO, tapi sudah cukup matang dan sayang untuk dilewatkan dari berbagai daerah,” pungkasnya.