Begini Strategi Investasi Asuransi Ciputra Life dan Zurich Life saat IHSG ATH

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) dan PT Zurich Topas Life (Zurich Life) mengungkapkan strategi investasi saat indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencatatkan all time high terbaru di level 8.274,35 pada penutupan perdagangan Kamis (23/10/2025). 

Meski begitu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat investor institusi berorientasi jangka panjang seperti dana pensiun mengurangi kepemilikannya di saham, terkoreksi 9,82% year-on-year (YoY) menjadi Rp23,2 triliun per Juli 2025.

Menyikapi itu, Direktur Utama Ciputra Life Hengky Djojosantoso menyampaikan perusahaannya mengutamakan keseimbangan antara stabilitas pendapatan, terutama dari bunga obligasi dan menangkap peluang apresiasi harga obligasi ataupun saham. 

: IHSG Hari Ini Ditutup Turun 1,87%, Saham Prajogo jadi Penekan

Dia menambahkan, Ciputra Life berhasil membukukan total investasi sebesar lebih dari Rp1 triliun pada September 2025, tumbuh 33,3% year-to-date (YtD). Adapun, alokasi portofolionya mayoritas masih di Surat Berharga Negara (SBN) dan obligasi korporasi.

“Untuk instrumen saham, kami tetap bersikap selektif dan fokus pada emiten-emiten dengan fundamental yang kuat. Kami percaya dapat menangkap momentum pasar, terutama di pasar saham tanpa meningkatkan eksposur risiko secara berlebihan,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Senin (27/10/2025).

: : Ciputra Life dan Zurich Terapkan Skema CoB Asuransi Kesehatan

Hengky menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dinamika pasar secara cermat. Ciputra Life, imbuhnya, siap melakukan penyesuaian alokasi portofolio secara terukur dan memastikan pemenuhan kewajiban perusahaan kepada pemegang polis.

Sementara itu, PT Zurich Topas Life (Zurich Life) menekankan strategi investasinya selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan kesesuaian aset dan liabilitas perusahaan.

: : Rilis Asuransi Penyakit Kritis, Zurich Bidik 3.000 Polis per Bulan

Chief Investment Officer Zurich Life Santy Gui menyebut per Agustus 2025 total investasi balance sheet perusahaan telah melampaui Rp1 triliun, dengan porsi terbesar masih difokuskan pada obligasi pemerintah.

“Strategi ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memberikan perlindungan optimal bagi pemegang polis sekaligus menjaga stabilitas perusahaan dalam jangka panjang,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Senin (27/10/2025).

Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan alokasi investasi di industri dana pensiun merupakan kewenangan masing-masing perusahaan asalkan sesuai ketentuan yang telah diterbitkan OJK.

“Jadi memang betul bahwa sebagian besar itu masih di SBN dan juga di deposito, sementara yang lainnya itu sedikit,” ungkapnya seusai acara Indonesia Pension Fund Summit (IPFS) 2025, di Tangerang Selatan, Kamis (23/10/2025).

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Tondy Suradiredja berpendapat volatilitas pasar saham yang cenderung tinggi menjadi faktor utama dana pensiun menggeser alokasi investasinya.

“Bila dibandingkan deposito ataupun SBN yang menawarkan tingkat stabilitas dan risiko yang lebih rendah. Prioritas dana pensiun adalah menjamin ketersediaan dana pada masa pensiun,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/10/2025) malam.