
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat tiga perusahaan yang masuk ke dalam pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan kategori mercusuar atau lighthouse.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pada saat ini telah terdapat 24 perusahaan yang IPO dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terbaru, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk. (PJHB) resmi go public pada hari ini, Kamis (6/11/2025).
Nyoman juga mengatakan masih terdapat 13 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO Bursa. Di antaranya bahkan masuk ke dalam kategori lighthouse.
“Ada tiga lighthouse. Satu finance, yang kemudian kedua infrastruktur. Satu lagi mining,” kata Nyoman di Gedung BEI, Kamis (6/11/2025)
Dalam catatan Bisnis, beberapa IPO kategori lighthouse seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUMI), dan hingga Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).
Adapun, Nyoman pun menjelaskan terkait dengan peluang adanya perusahaan BUMN yang masuk ke dalam pipeline IPO, terutama berkategori lighthouse.
“Terkait dengan BUMN, kami menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak Kementerian BUMN sebelumnya, sekarang ke Danantara. Jadi harapan Bursa, ada lighthouse-lighthouse yang nanti berasal dari state-owned enterprise,” ujar Nyoman.
Dia menjelaskan bahwa kontribusi BUMN dalam IPO akan membantu pendalaman pasar modal Indonesia.
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia juga berencana mendorong BUMN beserta anak usahanya untuk menggelar IPO. Total ada 37 BUMN dan anak usaha yang tercatat di Bursa. Perinciannya, sebanyak 14 BUMN dan 23 merupakan anak perusahaan pelat merah. Jumlah tersebut tidak berubah sejak 2024 hingga saat ini.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir mengatakan bahwa sovereign wealth fund ini akan berkontribusi mengembangkan pasar modal Indonesia, baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan.
“Dari sisi supply, memang kami ingin perusahaan-perusahaan yang ada dalam Danantara siap untuk masuk menjadi emiten yang baik di Bursa,” ujarnya dalam Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Gedung BEI Jakarta bulan lalu (17/10/2025).
Seperti diketahui, BUMN yang terakhir kali listing di Bursa Efek Indonesia adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Entitas anak PT Pertamina (Persero) ini melantai pada 24 Februari 2023 dengan raihan dana Rp9,06 triliun.
Di sisi lain, Danantara Indonesia memastikan sebagian dana investasinya akan dialokasikan ke pasar modal. Secara keseluruhan, total rencana investasi akan mencapai US$10 miliar atau setara dengan Rp165,8 triliun. Pandu menyampaikan bahwa sekitar 80% dana tersebut akan dialokasikan untuk proyek domestik, sedangkan sisanya bakal ditempatkan di luar negeri.
“Untuk tahun ini, sekitar 80% investasi akan dilakukan di dalam negeri, sebagian diinvestasikan di pasar publik, obligasi, dan pasar modal,” ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.