
Dominasi Bitcoin (BTC) di pasar kripto telah lama menjadi pilar utama yang menentukan setiap siklus harga aset digital. Namun, bagaimana jadinya jika hegemoni ini mulai pudar, atau lebih parah lagi, jika harga Bitcoin anjlok hingga 50%? Dalam skenario yang menantang ini, dua aset kripto terbesar berikutnya, Ether (ETH) dan XRP, akan menghadapi ujian krusial untuk menunjukkan adaptasi pasar kripto. Artikel ini, yang melansir Cointelegraph pada Senin (3/11/2025), akan mengulas bagaimana kita dapat mengukur ketergantungan ETH dan XRP terhadap Bitcoin saat terjadi guncangan besar, sekaligus menakar risiko dan merumuskan strategi lindung nilai (hedging) yang efektif.
Reli Bitcoin Melambat Usai Rapat The Fed Bulan Lalu, Begini Proyeksi Akhir Tahunnya
Mengapa Dominasi Bitcoin Penting
Dalam ranah pasar kripto, Bitcoin memegang peranan vital layaknya “aset jangkar.” Ketika pemain terbesar di sektor pasar saham goyah, efek rambatannya langsung terasa, menyeret perusahaan-perusahaan kecil yang bergantung pada ekosistem dan reputasi sang pemimpin. Logika serupa berlaku di dunia kripto: guncangan pada nilai Bitcoin akan menggoyahkan seluruh pasar, mengikis arah dan kepercayaan investor. Sejauh ini, Bitcoin selalu memegang porsi terbesar dalam kapitalisasi pasar kripto, sebuah fenomena yang dikenal sebagai “Bitcoin dominance.” Oleh karena itu, sebagian besar altcoin, termasuk Ether dan XRP, memiliki korelasi harga yang kuat dengan pergerakan Bitcoin. Sebagai contoh, pasca-pengumuman tarif AS pada 10 Oktober 2025, pasar kripto mengalami aksi jual besar-besaran. Data CoinMetrics menunjukkan peningkatan korelasi BTC-ETH dari 0,69 menjadi 0,73, sementara korelasi BTC-XRP melonjak dari 0,75 menjadi 0,77 hanya dalam delapan hari. Data ini jelas menunjukkan bahwa saat sentimen ketakutan mendominasi, altcoin tidak bergerak secara independen berdasarkan utilitasnya, melainkan ikut terseret dalam arus sistemik yang sama.
Bitcoin Terkoreksi, Tapi Optimisme Masih Membara! Target US$122.000
Dampak Langsung Jika Bitcoin Ambruk
Jika dominasi atau harga Bitcoin anjlok secara signifikan, ETH dan XRP hampir dapat dipastikan akan ikut tertekan melalui dua jalur utama yang saling terkait:
- Saluran Likuiditas dan Struktur Pasar
Kejatuhan besar pada Bitcoin berpotensi memicu likuidasi berantai di bursa derivatif akibat margin call. Aliran dana keluar secara masif akan menyebabkan seluruh aset kripto jatuh tanpa memandang fundamentalnya. Pasar akan dilanda kekurangan likuiditas yang parah, mempercepat penurunan harga secara drastis. - Saluran Sentimen Investor
Runtuhnya “aset kripto pertama di dunia” akan mengguncang kepercayaan terhadap seluruh ekosistem kripto. Investor cenderung melarikan diri ke aset yang lebih aman seperti dolar AS atau emas, memicu bear market berkepanjangan yang secara langsung menekan harga ETH dan XRP. Kepercayaan yang hilang membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali.
Pasar Kripto Berdarah, Likuidasi Tembus US$ 1,1 Miliar Meski The Fed Pangkas Bunga
Mengukur Ketergantungan terhadap Bitcoin
Untuk memahami dan mengelola risiko ketergantungan Bitcoin ini, analis biasanya melakukan serangkaian langkah mitigasi:
- Menentukan Skenario Guncangan
Langkah awal adalah mendefinisikan skenario terburuk yang realistis, misalnya penurunan harga BTC sebesar 50% dalam 30 hari, atau penurunan dominasi pasar dari 60% menjadi 40%. Skenario ini menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut. - Menghitung Korelasi Statistik
Analisis korelasi Pearson antara BTC dengan ETH dan XRP adalah kunci untuk menunjukkan seberapa erat hubungan pergerakan harga antar aset. Nilai yang mendekati +1 mengindikasikan ketergantungan yang sangat kuat terhadap pergerakan Bitcoin. - Menganalisis Beta (β)
Dengan teknik regresi statistik, analis dapat memperkirakan seberapa besar perubahan harga ETH atau XRP untuk setiap 1% perubahan harga Bitcoin. Sebagai ilustrasi, jika nilai Beta (β) ETH adalah 1,1, maka penurunan BTC sebesar 50% secara teoritis dapat menyeret ETH turun sekitar 55%. Selain itu, risiko likuiditas dan posisi leverage yang tinggi di pasar derivatif juga dapat memperparah penurunan, menyebabkan kerugian aktual mencapai 65% atau bahkan lebih.
Harga Bitcoin Masih Ping-Pong, Pasar Tunggu Keputusan The Fed & Kesepakatan AS-China
Apa yang Terjadi pada ETH dan XRP Saat BTC Tersungkur?
Seperti halnya krisis keuangan tradisional, kejatuhan aset besar seringkali menimbulkan efek penularan (contagion) yang cepat dan ekstrem. Pasar kripto telah berulang kali menunjukkan pola ini; kasus seperti keruntuhan FTX dan Terra sebelumnya menjadi bukti bahwa setiap kali Bitcoin anjlok, altcoin cenderung ikut ambruk. Ether (ETH), meskipun memiliki keunggulan dengan ekosistem DeFi yang kuat dan mekanisme staking yang memberikan yield, masih diperlakukan investor institusi sebagai aset berisiko tinggi. Namun, utilitasnya yang mendalam dapat membantu ETH untuk pulih lebih cepat setelah krisis mereda. Sementara itu, XRP, yang masih dibayangi isu regulasi dan tidak memiliki mekanisme hasil alami, berisiko jatuh lebih dalam dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.
The Fed Pangkas Suku Bunga: Apa Dampaknya pada Bitcoin?
Strategi Lindung Nilai Saat Bitcoin Kehilangan Dominasi
Diversifikasi portofolio biasa seringkali tidak cukup untuk menghadapi guncangan sistemik di pasar kripto. Berikut adalah strategi lindung nilai (hedging) yang perlu dipertimbangkan untuk melindungi aset Anda:
- Gunakan Derivatif
Saat pasar dilanda kepanikan, kontrak futures sering diperdagangkan dengan diskon besar terhadap harga spot. Trader berpengalaman dapat memanfaatkan arbitrase non-directional untuk melindungi portofolio dari volatilitas pasar yang ekstrem. - Diversifikasi ke Aset Penyangga
Menyimpan sebagian portofolio dalam emas tokenisasi, real-world assets (RWA), atau stablecoin dapat berfungsi sebagai bantalan likuiditas yang krusial ketika pasar kripto terjun bebas, menawarkan stabilitas di tengah badai. - Pantau Korelasi dan Dominasi BTC
Peningkatan tajam dalam korelasi jangka pendek ETH/XRP terhadap BTC dapat menjadi sinyal peringatan dini bahwa diversifikasi konvensional tidak lagi efektif, dan tindakan hedging segera diperlukan untuk memitigasi risiko. - Rebalance ke Aset Penghasil Imbal Hasil
Mengalihkan sebagian aset ke platform staking, lending, atau liquidity pool yang menghasilkan yield dapat membantu mengimbangi potensi kerugian nilai aset dan mempercepat pemulihan portofolio Anda pasca-guncangan.
NYDIG: Bitcoin Bukan Pelindung Inflasi, tapi Menguat Saat Dolar Melemah
Kesimpulan
Selama Bitcoin masih menjadi jangkar utama ekosistem kripto, guncangan terhadapnya akan selalu mengguncang seluruh pasar kripto. Baik Ether maupun XRP belum sepenuhnya independen untuk melepaskan diri dari bayangan BTC. Oleh karena itu, memahami korelasi antar aset, memantau dominasi pasar, dan menyiapkan strategi lindung nilai yang efektif adalah kunci vital untuk bertahan dan bahkan berkembang di tengah badai kripto berikutnya.
Ringkasan
Artikel ini membahas dampak potensial jika harga Bitcoin anjlok terhadap aset kripto lainnya, terutama Ether (ETH) dan XRP. Bitcoin berperan sebagai aset jangkar di pasar kripto, sehingga penurunan nilainya dapat memicu aksi jual massal dan likuidasi berantai. Akibatnya, korelasi harga antara Bitcoin dan altcoin seperti ETH dan XRP meningkat, menunjukkan bahwa altcoin tidak bergerak independen saat sentimen pasar negatif.
Untuk mengelola risiko ketergantungan terhadap Bitcoin, artikel menyarankan beberapa strategi mitigasi seperti menentukan skenario guncangan, menghitung korelasi statistik, dan menganalisis beta. Strategi lindung nilai (hedging) juga disarankan, termasuk penggunaan derivatif, diversifikasi ke aset penyangga seperti emas tokenisasi atau stablecoin, pemantauan korelasi dan dominasi BTC, dan rebalance ke aset penghasil imbal hasil seperti staking dan lending. Kesimpulannya, pemahaman korelasi antar aset dan penerapan strategi lindung nilai yang efektif sangat penting untuk bertahan di pasar kripto yang fluktuatif.